Wamena (ANTARA) - Markisa atau bahasa latinnya passiflora edulis merupakan buah tropis dengan rasa manis asam yang menyegarkan dan kaya nutrisi. Buah itu memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan jantung, dan membantu menurunkan berat badan.
Markisa tumbuh subur di daerah pergunungan Papua, khususnya Lembah Baliem atau Kota Wamena di Kabupaten Jayawijaya. Hampir di seluruh (40) distrik di Kabupaten Jayawijaya masyarakatnya membudidayakan markisa.
Karena itu, di setiap sudut Kota Wamena, masyarakat asli di daerah itu menjual buah markisa, baik di pelataran toko atau berjualan dengan cara keliling kepada penduduk Wamena sendiri maupun kepada wisatawan.
Setiap wisatawan yang datang ke Wamena, khususnya dari wilayah lain di Papua, selalu menjadikan buah markisa sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang.
"Kami kalau datang ke Wamena, pulangnya pasti membawa markisa untuk oleh-oleh," kata salah satu wisatawan domestik asal Nabire, Papua Tengah, Yonathan Musu, kepada ANTARA di Wamena.
Di Indonesia, terdapat empat jenis markisa yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat, yaitu markisa ungu (passiflora edulis var. edulis), markisa konyal (passiflora lingularis), markisa kuning (passiflora edulis var flavicarpa) dan markisa erbis (passiflora quadrangularis).
Jenis tanaman yang dibudidayakan oleh masyarakat Papua Pegunungan adalah markisa kuning atau passiflora edulis var flavicarpa. Bagi masyarakat asli Papua Pegunungan, khususnya Wamena, buah markisa telah dikenal dan dibudidayakan secara turun-temurun.
Tidak ada penjelasan yang pasti, sejak kapan tanaman markisa mulai dibudidayakan di Kota Wamena secara tradisional, sehingga menjadi buah kebanggaan masyarakat Papua Pegunungan, khususnya Wamena.
Hanya saja, diperkirakan buah ini mulai dibudidayakan oleh masyarakat Wamena sejak kurun waktu 1960-1970-an yang dibawa oleh masyarakat luar Papua yang ditugaskan sebagai aparat pemerintah dan abdi negara di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Irian Jaya, saat itu.
Tanaman merambat berbuah kuning ini mekar dari bulan April hingga November, sedangkan bunga ungu mekar dari bulan Maret hingga April. Buah ini diperkirakan matang 70 hingga 80 hari setelah penyerbukan.
Hal ini berarti waktu panen markisa adalah sekitar akhir April hingga Bulan Juni untuk tanaman merambat ungu dan mungkin sepanjang musim untuk yang kulitnya berwarna kuning.
Dari pantauan ANTARA di Wamena, buah markisa seperti tidak mengenal musim. Hampir sepanjang tahun tanaman ini terus menghasilkan buah yang bisa digunakan oleh masyarakat untuk dijual di pasaran maupun kepada wistawan asing dan Nusantara yang berkunjung ke Wamena.
"Buah ini terus berbuah sepanjang tahun dan bisa digunakan untuk membantu perekonomian kami," kata salah satu penjual buah markisa di Wamena, Mama Yakomina.
Mulai Januari hingga Desember, setiap tahunnya pasti ada saja pemasok yang mendatangkan markisa dari 40 distrik di Kabupaten Jayawijaya. Andaikan ada musim berbunga, berarti tidak setiap saat buah ini ada dan tersedia di Kota Wamena.
Biasanya, dalam satu ranting tanaman markisa berisikan 10-15 buah, ditawarkan dengan harga Rp50.000-Rp100.000 oleh pedagang kepada masyarakat maupun wisatawan yang datang.
Lembah Baliem
Lembah Baliem tidak hanya terkenal dengan kekayaan adat istiadat dan budayanya yang begitu kuat yang selalu menjadi incaran para wisatawan asing maupun wisatawan Nusantara. Lebih dari itu, daerah tersebut juga menyimpan segudang potensi di sektor perkebunan, markisa, stroberi, buah merah, dan kopi.
Untuk pengembangan budi daya markisa, pemerintah daerah telah menuangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD Kabupaten Jayawijaya bersama komoditi unggulan lainnya di sektor perkebunan dan pertanian.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jayawijaya J Hendri Tetelepta mengatakan markisa masuk dalam RPJMD untuk bagaimana tanaman itu menjadi sumber nutrisi, sekaligus sumber keuangan bagi masyarakat asli Papua Pegunungan khususnya Jayawijaya.
Kondisi tanah yang subur dan cuaca di Jayawijaya sangat mendukung, sehingga pengembangan budi daya markisa benar-benar efektif. Ibarat kata, biji dibuang saja, pasti pohon markisa dapat tumbuh subur dan kemudian berbuah.
Khasiat markisa
Dari sisi kesehatana, khasiat buah markisa sangat banyak, di antaranya kaya akan vitamin, mengandung serat tinggi dan antioksidan. Buah markisa dapat menjaga kesehatan jantung karena mengandung kalium dan rendah sodium.
Selain itu buah markisa juga dapat membantu pencernaan karena mengandung serat yang dapat membantu menjaga kesehatan usus dan mencegah sembelit, serta membantu menjaga kesehatan kulit.
Buah markisa juga kaya akan kandungan vitamin A dan vitamin C yang dapat membantu mengatasi penuaan dini, mencerahkan kulit dan mengatasi jerawat. Buah itu juga menjaga kesehatan rambut karena minyak buah markisa dapat mencegah rambut bercabang, mengurangi rambut rontok, dan menguatkan akar rambut.
Khasiat lainnya adalah dapat membantu menurunkan berat badan, membantu meredakan gejala asma. Sebuah penelitian kecil menunjukkan bahwa suplemen kulit buah markisa ungu dapat membantu meredakan gejala asma.
Buah markisa juga membantu mengelola stres dan kecemasan karena kaya akan mineral penting, termasuk magnesium.
Karena itu, pemerintah daerah juga menganjurkan kepada masyarakat setempat untuk banyak mengonsumsi buah markisa, selain dimanfaatkan menambah penghasilan dari hasil penjualan sebagai oleh-oleh untuk wistawan yang datang ke Kabupaten Jayawijaya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Markisa, oleh-oleh khas Papua Pegunungan yang digemari wisatawan