Jayapura (Antara Papua) - Kepolisian Daerah Papua mengaku belum mengetahui kasus intimidasi terhadap dua wartawan Jayapura yang dilakukan anggota polisi, saat meliput demo di depan Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen) di Abepura, Jayapura, Jumat sekitar pukul 10.20 WIT.
"Wah, saya belum dapat laporan. Coba tanya ke pak Kapolres dulu," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes pol Sulistyo Pudjo, kepada Antara melalui pesan singkatnya, ketika dikonfirmasi.
Menurut Sulistyo, pihaknya belum mendapat laporan lengkap terkait kasus intimidasi terhadap dua wartawan Jayapura. "Kami akan minta laporan lengkap dari kapolres," ujarnya.
Dua wartawan di Kota Jayapura, diintimidasi oleh oknum polisi saat meliput aksi demo Gerakan Aksi Mahasiswa, Pemuda dan Rakyat (Gempar) Papua di depan gerbang Kampus Uncen, di Abepura.
Aprila Wayar, wartawan Tabloidjubi.com, mengaku jika dirinya sempat dicekik di bagian lehernya oleh salah satu dari lima polisi berpakaian dinas dan preman.
Peristiwa serupa nyaris menimpa Octovianus Pogau wartawan Suarapapua.com. Octovianus mengaku, hampir mendapat perlakuan yang sama dari oknum polisi. "Foto-foto dari kamera saya sempat mau dihapus jika saja mereka tidak melihat kartu pers saya," katanya.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Jayapura Victor Mambor mengatakan, intimidasi yang dilakukan terhadap kedua wartawan tersebut menunjukan polisi tidak profesional.
"Polisi harus bisa membedakan jurnalis dan demonstran. Sudah beberapa kali polisi melakukan intimidasi dan kekerasan terhadap wartawan," katanya. (*)
Polda Papua belum tahu kasus intimidasi wartawan
Oknum polisi Jayapura mengintimidasi dua wartawan yang meliput aksi demo di depan Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen) di Abepura, Jayapura, Jumat (15/8). (Foto: Antara/Alfian) (Demo di Gapura Uncen)
"Wah, saya belum dapat laporan. Coba tanya ke pak Kapolres dulu," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo.
