Jayapura (Antara Papua) - Tiga oknum TNI AD berinisial Praka I, Pratu S dan Serda T, yang diduga melakukan pengeroyokan terhadap anggota Kepolisian Resor Jayapura Kota yang berujung meninggal dunia, diamankan oleh Polisi Militer Kodam XVII/Cenderawasih guna dimintai keterangan terkait peristiwa tersebut.
"Anggota yang diduga berbuat demikian telah kami amankan dan sedang diperiksa di Polisi Militer," kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawsih Kolonel Inf Teguh PR, ketika dikonfirmasi Antara Jayapura, Senin petang.
Menurut dia, kronologis peristiwa itu bermula dari adanya pemalakan di jalan kawasan Entrop, Distrik Jayapura Selatan tak jauh dari tempat hiburan malam pada Jumat dini hari, ketika itu personil dari Kodim 1701/Jayapura sedang berpatroli dibantu dari Satgas 133/Padang.
Kemudian mendengar ada pemalakan dan keributan yang diduga dilakukan oleh oknum Polri dari Polres Jayapura Kota yang sedang mabuk dipengaruhi minuman keras.
"Ketika itu ada anggota Kodim 1701/Jayapura turun untuk melihat namun diserang oleh oknum polisi itu. Anggota dari Satgas 133/Padang mendengar turun untuk membantu. Ada juga rekaman CCTV dari salah satu tempat dikawasan itu yang menunjukkan bahwa anggota Kodim diserang," katanya.
Setelah peristiwa itu, personil Kodim 1701/Jayapura yang berpatroli dan dibantu dari Satgas 133/Padang kemudian pulang, oknum polisi itu juga pulang.
"Namun tadi sore, yang bersangkutan (oknum Polisi) itu dikabarkan meninggal karena sakit lama dibagian perut yang dideritanya kambu. Menurut dokter jaga di RS Bhayangkara itu penyebabnya, tidak ada berkaitan dengan pengeroyokan," katanya.
Lebih lanjut, Teguh menyampaikan, peristiwa itu kini sedang ditangani oleh polisi militer, dari Kodim 1701/Jayapura telah mengutus personilnya untuk menemui keluarga dari polisi yang dikabarkan meninggal itu.
"Jajaran dibawah kami juga langsung bersikap dengan menemui keluarga korban, meminta maaf meski kasus ini masih diselidiki," katanya.
Teguh berpesan agar rekan-rekan pers bisa memberitakan dengan berimbang, karena kesolidatan aparat TNI-Polri didaerah itu sangat baik.
"Harapannya rekan-rekan media bisa obyektif, TNI dan Polri adalah satu. Hanya disayangkan karena minuman keras, ada peristiwa seperti ini. Mari kita perangi, tertibkan minuman keras," ajaknya.
Diberitakan sebelumnya, Bripka Amed Nahu (37), anggota Polres Jayapura Kota yang menjadi korban pengeroyokan oknum anggota TNI, meninggal dunia pada Senin (15/6) sekitar pukul 15.45 WIT setelah dirawat di RS Bhayangkara, Kotaraja.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Patrige mengatakan di Jayapura, Senin, pengeroyokan itu terjadi Jumat (12/6) dini hari sekitar pukul 03.00 WIT di depan bar Horizon Dua, kawasan Entrop, Kota Jayapura.
Saat itu para pelaku yang merupakan anggota Kodim 1701 Jayapura sedang melakukan patroli dan melintas di kawasan tersebut.
"Para pelaku bertemu dengan korban yang sedang mabuk karena pengaruh minuman keras," kata Patrige.
Keterangan saksi menyebutkan bahwa korban sempat mengaku kalau dirinya adalah ajudan Kapolres Jayapura Kota, namun para pelaku tidak mengubris lalu menganiaya korban.
"Korban kemudian menjalani perawatan di RS Bhayangkara akibat luka yang dialaminya, kata Kombes Patrige.
Menurut dia, para pelaku pengeroyokan itu adalah Praka Ilyas, anggota Kodim 1701/Jayapura, Pratu Solihin dan Serda Tora, anggota Satgas 133/Padang BKO Kodim 1701/Jayapura. (*)