Timika (Antara Papua) - Jenazah Yustinus Hurulean (53), salah satu korban musibah jatuhnya pesawat Trigana Air di Kabupaten Pegunungan Bintang beberapa waktu lalu, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum SP2, Timika, pada Rabu (16/9).
Sebelum diberangkatkan ke TPU SP2, peti jenazah almarhum Yustinus terlebih dahulu dibawa ke Gereja Katedral Tiga Raja Timika untuk dilakukan Misa Arwah yang dipimpin Pastor Paroki setempat, Romo Amandus Rahadat Pr.
Usai Misa, ratusan rekan kerja dan kaum kerabat almarhum Yustinus mengantar pegawai PT Pos Indonesia Cabang Jayapura itu ke tempat peristirahatannya yang terakhir.
Kepala Cabang PT Pos Timika Alexander Korwa mengatakan almarhum Yustinus cukup lama bertugas di Kantor Pos Timika dan pada beberapa tahun terakhir pindah tugas ke Jayapura.
"Sebagai sesama rekan kerja beliau, kami menyampaikan rasa bela sungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan," ujar Alexander.
Jenazah almarhum Yustinus tiba di rumah duka Jalan Padat Karya, Kelurahan Kwamki Baru, Timika pada Selasa (15/9). Almarhum Yustinus merupakan salah satu dari 54 korban tewas saat musibah jatuhnya pesawat Trigana Air ATR 42-300 di Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, 16 Agustus lalu.
Isteri almarhum Yustinus, Ineke Rawar yang kini menjabat Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Papua beserta putra-putrinya tampak sangat terpukul atas kepergian almarhum.
"Bapak bangun, kenapa bapak datang di rumah dengan kondisi seperti ini? Lihat anak-anak kita ini bapak," tutur Ineke sembari berurai air mata sambil memeluk erat peti jenazah almarhum Yustinus.
Almarhum diketahui meninggalkan seorang isteri dan lima orang anak. Selama bertugas sebagai pegawai Kantor Pos, almarhum Yustinus pernah bertugas di Kantor Pos Manokwari dan Kantor Pos Timika.
Kepala PT Pos Jayapura Fransiscus Xaverius Haryono mengatakan saat musibah terjadi almarhum Yustinus bersama rekan-rekannya ditugaskan untuk mengantar dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) ke Kabupaten Pegunungan Bintang.
"Sebetulnya ada enam orang yang ditugaskan ke Oksibil, namun keberangkatannya dibagi. Yang pertama berangkat ada empat orang rekan kita. Salah satunya Pak Yustinus. Namun mereka mengalami musibah dalam perjalanan," jelas Fransiscus.
Ia mengatakan jenazah almarhum Yustinus baru berhasil diidentifikasi setelah dua pekan pascamusibah tersebut. (*)