Jayapura (Antara Papua) - Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Provinsi Papua, melibatkan 13 dokter muda untuk membantu pasien keracunan di Puskesmas Abepantai, Distrik Abepura, sejak Senin (19/9).
Kepala Puskesmas Abepantai dr Melva Sirait kepada Antara di Jayapura, mengemukakan sejak kasus keracunan makanan mencuat pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Jayapura.
Dari koordinasi yang dilakukan, langkah pertama yang diambil oleh Dinas Kesehatan adalah menambah tenaga dokter.
"Jadi Dinas Kesehatan mengirim tenaga dokter sebanyak empat orang dokter, ditambah dengan tenaga dokter muda (koas) asisten dokter dari Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura sebanyak 13 orang untuk membantu mengidentifikasi pasien," ujarnya.
Empat dokter dan 13 dokter muda dari Uncen itu sudah dikirim sejak Senin (19/9) dan hingga kini masih membantu petugas Puskesmas Abepantai untuk menangani pasien keracunan makanan.
"Jadi pasien sudah dipasang infus kemudian dokter muda yang membuat status pasien supaya dokter langsung melakukan terapi, tenaga dokter koas juga membantu mengambil obat kepada pasien," ujarnya.
Selain itu, kata dia, staf Puskesmas juga membagi tugas untuk membantu empat orang dokter yang diperbantukan dari Dinas Kesehatan Kota Jayapura dan juga dokter muda dari Uncen Jayapura.
Dinas Kesehatan Kota Jayapura juga menginformasikan ke Dinas Kesehatan Provinsi Papua yakni bagian penanganan wabah bencana sehingga mereka mengirim tempat tidur lipat sebanyak 15 buah.
"Lima belas tempat tidur lipat yang masih dipakai sampai sekarang, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura juga sudah membangun komunikasi dengan Direktur RS Angkatan Laut sehingga mereka siap untuk melakukan penanganan khusus pasien keracunan yang dirujuk," ujarnya.
Ia menambahkan, hingga kini pasien keracunan makanan yang dirujuk untuk ditangani di RS Angkatan Laut maupun yang datang berobat di RS Bhayangkara kondisinya baik, belum ada laporan pasien meninggal karena keracunan.
Warga yang keracunan mengaku makan makanan di acara aqikah pada Minggu (18/9) diduga keracunan dari telur asam yang dikonsumsi warga.
"Hanya saja jenis makanan yang dimakan sampai keracunan itu `kan masih diperiksa di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) dan dari Balai Pengobatan Obat dan Makanan (BPOM)," katanya. (*)