Bahlil terima investor UEA tawarkan investasi di Indonesia

Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menerima sejumlah CEO dan investor Uni Emirat Arab (UEA) di Emirates Palace Hotel, Abu Dhabi, Minggu, guna meningkatkan investasi negara Timur Tengah itu di Indonesia.

"Baru saja Kepala BKPM, mewakili Bapak Presiden Joko Widodo, menerima sejumlah pimpinan perusahaan dan investor UEA," kata Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Farah Ratna Dewi Indriani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.

Farah menjelaskan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menerima CEO Masdar Mohamad Jameel Al Ramahi, Direktur Pelaksana EGA Abdulla Jaseem bib Kalban, Chairman MD Lulu Yusuf Ali M.A, CEO BRS Ventures Binay Shetty.

Dalam pertemuan itu, hadir pula Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, dan Direktur Utama PT PLN (Persero)  Zulkifli Zaini.

Menurut Farah, para investor UEA sepakat memulai meningkatkan investasinya di Indonesia menyusul kian membaiknya kebijakan pemerintah dalam mempercepat realisasi investasi.

"Intinya investor lihat Pak Kepala BKPM ini gerakannya cepat. Inpres No 7/2019 tiba-tiba sudah di tangan. Investor juga ditangani secara langsung. Hambatan-hambatan selesai. Ada optimisme," pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut, CEO Masdar Mohamad Jameel Al Ramahi mengaku terkesan usai mendapat penjelasan terkait sentralisasi kewenangan perizinan di BKPM.

Jameel berjanji akan mengajak mitra-mitra dan investor koleganya di seluruh dunia untuk berinvestasi di Indonesia.

"Kami sendiri rasakan kemudahan dan kecepatan pelayanan berinvestasi di Indonesia setelah Instruksi Presiden No 7/2019. Kami punya rekan-rekan investor sampai ke Karibia sekalipun," ujarnya.

Masdar merupakan perusahaan sektor energi terbarukan dan teknologi bersih berbasis di Abu Dhabi.

Masdar akan bermitra dengan anak usaha PLN yakni PT PJB membangun PLTS terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat. Pembangkit ini akan menjadi PLTS terbesar di Asia Tenggara.