Wamena (ANTARA) - Bupati Jayawijaya, Provinsi Papua Jhon Richard Banua merekomendasikan pihak Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIMIK) Agamua Wamena melatih 42 orang aparatur sipil negara (ASN) asli Papua agar siap bersaing pada pelayanan berbasis informasi teknologi (IT).
Ketua STIMIK Agamua Wamena Marthen Medlama di Wamena, Senin, mengatakan puluhan ASN itu diberikan kelas pemda izin belajar selama tiga hingga empat tahun.
"Jadi kemarin ASN yang diangkat melalui jalur honorer, khusus anak Wamena itu diberikan kesempatan untuk belajar di STIMIK. Sudah direkomendasikan bupati. Kami akan didik mereka selama 3,5 tahun hingga empat tahun, lalu kita akan kembalikan mereka ke pemda lagi," katanya.
Bupati Jayawijaya, menurut Marthin Medlama, mengharapkan kualitas ASN yang nantinya didampingi harus benar-benar siap ketika dikembalikan ke pemda.
Marthin mengatakan harapan bupati akan terwujud sebab STIMIK Agamua Wamena sudah menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan kerja.
"Kita lihat kesulitan mereka di kantor itu apa, itu yang kita ajarkan dengan konsep-konsep komputer yang lain sehingga mereka mampu membantu pemerintah daerah dalam bekerja," katanya.
Ia juga hendak membangun komunikasi dengan beberapa pemkab lain di pegunungan tengah Papua terkait kelas khusus bagi anak-anak asli Papua, seperti yang dilakukan bersama pemerintah Jayawijaya.
Pendiri STIMIK Agamua ini mengatakan tidak dipungkiri bahwa ada sejumlah pejabat setingkat kepala dinas, kepala bidang, kepala bagian yang merupakan anak asli Papua yang tidak paham terkait komputer.
"Kondisi ini yang menyebabkan saya mau membuka kelas khusus anak pribumi supaya dosen yang saya datangkan dari UGM, Atmajaya, Satiyadarma mereka bisa didik orang-orang kita agar mereka mampu bersaing di dunia kerja dengan saudara-saudara kita dari luar Papua, yang tentu punya kemampuan komputer bagus," katanya.