Jayapura (ANTARA) - Sejumlah warga Papua terdiri tokoh adat, agama dan masyarakat di Provinsi Papua berharap otonomi khusus (Otsus) yang diperdebatkan sejumlah pihak perlu kelanjutan dan evaluasi..
Yanto Eluay salah satu tokoh adat Tabi di Jayapura mengakui, warga di wilayah adat Tabi dan Saireri sedang melaksanakan konsolidasi untuk membahas masalah dukungan terhadap evaluasi dan kelanjutan otonomi khusus Papua jilid II.
"Untuk elemen adat sudah memulai pembahasan sedangkan untuk elemen pemuda dan yang lainnya saat ini baru mulai pembahasan. Tapi pada umumnya semua berharap Otsus untuk dieveluasi dan ada kelanjutannya," katanya Yanto Eluay di Jayaputa,Sabtu.
Menurut dia, warga adat Tabi dan Saireri berencana menggelar pertemuan akbar untuk membahas hal itu, dengan harapan bisa mendapatkan saran dan masukan untuk bagaimana Otsus lebih maksimal lagi.
"Semua masyarakat harus melihat pelaksanaan Otsus ini dari sisi kesejahteraan masyarakat. Seluruh masyarakat adat di tanah Papua agar mendukung langkah-langkah yang akan dilakukan dan diputuskan pemerintah pusat dalam rangka mensejahterakan rakyat Papua," kata Yanto.
Sementara itu, tokoh masyarakat Yalimo di Kota Jayapura Soleman Eselo mengaku pelaksanaan Otsus Papua sangat membantu orang pegunungan berhasil diberbagai bidang.
"Sejak 1981, tugas saya adalah mendidik orang dan sudah banyak anak didik saya dari masyarakat pegunungan menjadi pejabat, dengan adanya dana Otsus kami banyak mendapat bantuan, mungkin bila tidak ada Otsus, gedung kami masih jelek dan rusak, maka saya mohon Otsus dilanjutkan untuk membangun Papua,” kata Soleman yang juga ketua panti asuhan Baliem Yalimo.
Sedangkan tokoh agama Pendeta Merry Lauren Wompere, salah satu jemaat GKI Solagratia, Arso II Kabupaten Keerom, mengaku bahwa Otsus Papua memberikan pembangunan yang lebih baik di Papua, jika dibandingkan dengan sebelum adanya Otsus.
"Saya Pendeta Merry Lauren Wompere mewakili jemaat GKI Solagratia Jaifuri sangat berharap Otsus Papua tetap berlanjut demi pembangunan dan kemajuan di Papua, pihak yang menolak Otsus Papua sama sekali tidak mewakili suara nurani orang Papua, mereka adalah musuh masyarakat Papua," kata Pendeta Merry.
Senada itu, Tiombro Wenda, wakil kepala suku pegunungan tengah di Kabupaten Keerom mengaku mewakili warganya berharap ada kelanjutan kebijakan Otsus Papua jilid II.
"Saya Tiombri Wenda, mewakili masyarakat Pegunungan Tengah yang ada di Kabupaten Keerom berharap Otsus Papua tetap berlanjut, demi pembangunan dan kemajuan di Papua. Ya, bagi pihak yang menolak Otsus Papua sama sekali tidak mewakili suara nurani orang Papua," kata Tiombro.
Berita Terkait
Sekwan: Anggota DPRK Otsus terpilih dilantik dijadwalkan 25 Oktober
Sabtu, 13 April 2024 19:37
Pemprov Papua realisasi bayar biaya studi mahasiswa Papua Unggul Rp90 miliar
Minggu, 7 April 2024 19:37
DTI Otsus Papua 2024 untuk Biak Numfor meningkat
Sabtu, 6 April 2024 21:33
Pemkab Mimika fokuskan dana otsus wilayah pesisir dan pegunungan
Jumat, 5 April 2024 2:40
Pemkab Biak sediakan biaya kuliah mahasiswa Papua unggul Rp20 miliar
Kamis, 4 April 2024 17:41
Tokoh masyarakat apresiasi penerimaan 2.000 Bintara Polda Papua
Senin, 1 April 2024 21:27
Dinkes siapkan Puskesmas Biak Kota raih akreditasi paripurna
Sabtu, 30 Maret 2024 13:13
Kiprah perempuan Papua yang kian menonjol pada era Otsus
Selasa, 26 Maret 2024 2:37