Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyampaikan bahwa PT Bio Farma (Persero) akan mengerjakan sejumlah proses bahan baku vaksin COVID-19 dari Sinovac untuk menjadi produk akhir.
"Mengenai vaksin yang dari Sinovac. Jadi, Bio Farma mendapatkan bahan baku dari Sinovac, bahan baku ini akan diformulasikan, kemudian di-filling dan di-packaging. Nah, tiga proses inilah yang dilakukan oleh bio farma," papar Arya Sinulingga di Jakarta, Sabtu.
Ia menambahkan setelah serangkaian proses dilewati, produk akhir itu dapat diberikan ke masyarakat.
Ia mengibaratkan proses vaksin COVID-19 layaknya membuat masakan rendang. Potongan daging sapi bersama segala macam bumbu rendang mulai dari santan kelapa, cabai, bawang merah, bawang putih, kemiri, serai hingga jahe masuk dalam suatu wadah.
"Kalau rendang Padang itu kan bahan bakunya daging nih. Nah di situ dipotong potong kecil, kemudian dikasih bumbu, dipanaskan sampai kering, jadilah rendang. Jadi bahan bakunya doang yang dari Sinovac. Untuk membuat 'rendangnya' itu ya Bio Farma," ucapnya.
Setelah itu, kata dia, Bio Farma melakukan pengemasan yang selanjutnya akan diedarkan ke masyarakat.
Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPEN) Erick Thohir menyampaikan Bio Farma tidak hanya sekedar mengolah dan mendistribusikan saja, tetapi juga ada unsur transfer teknologi.
"Bio Farma bekerja sama dengan Sinovac adalah sebuah kerja sama yang win-win, bahwa menyepakati dengan Sinovac dalam hal transfer knowledge, transfer teknologi, ini yang perlu digarisbawahi," ujar Erick Thohir.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan pihaknya sedang menanti kiriman pertama 10 juta dosis bulk (konsentrat) vaksin COVID-19 pada November 2020, dan pada Desember 2020 akan datang 10 juta dosis bulk berikutnya.
Kemudian pada bulan Januari 2021 hingga Maret 2021 akan datang 10 juta dosis bulk vaksin COVID-19 setiap bulannya. Dengan demikian, total yang akan diterima sebanyak 50 juta bulk vaksin COVID-19.
Ia menambahkan bulk yang akan diterima Bio Farma dalam bentuk Ready To Fill (RTF) pada November 2020 tidak akan langsung diproduksi, melainkan akan dilakukan serangkaian pengujian di Bio Farma dan proses registrasi di Badan POM, sampai pada akhirnya siap untuk diproduksi.
Berita Terkait
Presiden Joko Widodo ingin hentikan impor obat dan alkes
Senin, 27 Desember 2021 15:26
Anggota DPR RI: Percepat produksi vaksin Merah Putih
Selasa, 13 Juli 2021 2:59
Ketua uji klinis vaksin COVID-19 dari Bio Farma dr Novilia Sjafri tutup usia
Rabu, 7 Juli 2021 21:09
PT Bio Farma targetkan Vaksin BUMN peroleh izin darurat BPOM Maret 2022
Rabu, 7 Juli 2021 16:09
Bio Farma akan produksi alat tes COVID-19 BioSaliva sekitar 40.000/bulan
Rabu, 7 Juli 2021 12:10
Kemarin ekonomi, pangan cukup selama pandemi hingga 11 juta vaksin Bio Farma
Rabu, 3 Februari 2021 9:08
PT Bio Farma akan produksi 11 juta dosis vaksin COVID pada 13 Februari
Selasa, 2 Februari 2021 11:35
PT Bio Farma siap distribusi 4 juta dosis vaksin Covid-19 pada Februari
Sabtu, 23 Januari 2021 14:54