"Akibat banyaknya sampel yang diterima menyebabkan tempat penyimpanan atau freezer milik Litbangkes Papua di Jayapura penuh sehingga diitipkan ke Labkesda Jayapura," kata Kepala Balai Litbangkes Papua dr. Anton Oktavian di Jayapura, Jumat.
Ia mengatakan setiap harinya menerima sekitar 600 sampel untuk diperiksa di laboratorium padahal alat untuk memeriksa (PCR) hanya mampu meneliti 300-350 sampel.
Akibatnya untuk sementara tidak menerima sampel karena fokus menyelesaikan sampel yang sudah diterima terlebih dahulu.
Dengan banyaknya sampel yang harus diperiksa menyebabkan masyarakat yang melakukan pemeriksaan tes usap baru dapat mengetahui hasilnya enam hingga delapan hari, kata Anton.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura dr Ni Nyoman Sri Antari secara terpisah mengaku litbangkes sudah menyampaikan membatasi mengirim sampel usap akibat banyaknya sampel yang belum diperiksa.
Memang benar beberapa hari yang lalu litbangkes sudah menyampaikan untuk sementara tidak menerima sampel sehingga Dinkes dan Satgas Pencegahan dan Penanganan COVID-19 Kota Jayapura untuk sementara tidak melakukan pengambilan sampel usap.
Ini sangat riskan mengingat jumlah pasien yang harus diswab terus bertambah, kata Antari seraya menambahkan untuk sementara juga tidak melakukan pengambilan sampel.
"Kami menunggu informasi dari litbangkes bila mereka menyatakan siap menerima maka pengambilan test usap kembali dilakukan karena tidak memiliki alat penyimpanan sampel," kata Kadinkes Kota Jayapura dr.Antari.