Makassar (ANTARA) - Deputi Direktur BPJAMSOSTEK Wilayah Sulawesi-Maluku (Sulama) Toto Suharto menyebut klaim Program Jaminan Hari Tua (JHT) meningkat sekitar 30 persen selama pandemi, sejak awal Maret hingga 30 November 2020.
"Ini peningkatan klaim hampir 30 persen, dan kemungkinan akan terus bertambah apalagi beberapa daerah masih belum pulih," kata Toto Suharto di Makassar, Jumat.
BPJAMSOSTEK Sulama mencatat total klaim yang sudah dibayarkan selama tahun 2020 hingga 30 November sebanyak Rp1,26 miliar dari 122.051 kasus. Sebagian besar adalah JHT yang totalnya mencapai 116.480 kasus.
Peningkatan klaim JHT tersebut dinilai menjadi dampak dari penyebaran COVID-19, pembatasan sosial serta berbagai kebijakan pemerintah dalam mengatasi pergerakan masyarakat mengakibatkan banyaknya pekerja yang dirumahkan, mengalami PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan lainnya.
"Peningkatan klaim ini mengakibatkan ada pekerja yang dirumahkan, ada juga pekerja yang dirumahkan dulu lalu di PHK dan dibayar sebagian. Sampai akhir tahun ini kemungkinan terus bertambah," jelasnya.
Selain itu, BPJAMSOSTEK juga terus mencermati aturan yang akan diterapkan pemerintah di beberapa daerah mengenai pembatasan dan pengurangan jam operasional mall, restoran, serta kafe, sebab kembali terjadi peningkatan kasus.
Meski diakui, beberapa kota besar seperti Makassar Sulawesi Selatan dan Manado Sulawesi Utara mulai pulih, khususnya pada bisnis perhotelan.
Toto Suharto juga mengemukakan bahwa sebelum kemunculan COVID-19 pada bulan Januari hingga Februari, terjadi peningkatan klaim BPJAMSOSTEK pada wilayah Sulama sebanyak 10 persen.
"Kemarin sampai Februari 2020, masih ada kenaikan sekitar 10 persen, karena usia pekerja bertambah menjadi 56 tahun mereka akan mencairkan JHT," ujarnya.
Selain itu, BPJAMSOSTEK akan pula mengusahakan agar seluruh klaim, khususnya pada JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja) dan JKm (Jaminan Kematian) agar bisa menjaga tingkat penghasilan pekerja yang mengalami musibah sesuai dengan PP nomor 82 tahun 2018 yakni adanya kenaikan manfaat yang begitu besar.
"Tujuannya, santunan ini bisa dimanfaatkan untuk keberlangsungan hidup keluarganya. Uang santunan bukan pengganti nyawa, tetapi membantu keluarganya supaya mereka bisa terjamin," kata Toto
"Paling penting adalah menghentikan laju kemiskinan, santunan bisa membantu pekerja yang mengalami musibah," sambungnya.