Jakarta (ANTARA) - Kabupaten Biak Numfor, Papua, tengah dipersiapkan pemerintah untuk bisa masuk program Lumbung Ikan Nasional (LIN) menyusul Maluku dan Maluku Utara, karena potensi kelautan dan perikanannya yang melimpah.
Potensi perikanan Biak Numfor melalui Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) titik 717, mencapai 1.054,7 ribu ton per tahunnya dengan potensi produksi perikanannya mencapai 144,9 ribu ton atau berkontribusi sebanyak 13,7 persen.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Maritim dan Investasi Safri Burhanuddin dalam rapat koordinasi (rakor) untuk membahas kesiapan Kabupaten Biak Numfor, Jumat (16/4) mengungkapkan perlu upaya pengembangan potensi perikanan dan kelautan di Biak Numfor.
"WPPNRI 717 ini berada di utara Provinsi Papua, kita belum fokus untuk mengembangkan hal ini, padahal mereka punya potensi kelautan dan perikanan yang besar sekali. Ikan pelagis besar, seperti ikan tuna mata besar, madidihang, dan cakalang sangat besar potensinya di sini dan populasinya masih dalam kategori tidak overfished (ditangkap berlebihan)," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Untuk mendukung potensinya yang besar itu, pemerintah berencana untuk melakukan optimalisasi Pelabuhan Biak dan Bandara Frans Kaisiepo yang nantinya digunakan untuk melakukan ekspor produk kelautan dan perikanan dari Biak Numfor.
"Kita kerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait lainnya, seperti Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Bea Cukai, Pelindo, dan Angkasa Pura untuk menyiapkan Biak Numfor sebagai salah satu tempat untuk melakukan ekspor perikanan. Dari Biak bisa langsung ke Tokyo dan juga bisa langsung ke Hawaii atau Sydney kalau semua ini sudah jadi dengan pesawat dari Bandara Frans Kaisiepo," kata Safri.
Ia mengemukakan, diperlukan perbaikan infrastruktur pelabuhan dan bandara untuk bisa mendukung potensi Biak Numfor.
Pelabuhan Biak sendiri memiliki gudang seluas 3.800 meter yang direncanakan akan untuk dijadikan cold storage. Selain itu, pelabuhan ini memiliki kedalaman 10 meter sampai 11 meter, ini cukup untuk 80.000 kapal.
Begitu juga dengan Bandara Frans Kaisiepo yang sebetulnya memiliki lintasan pesawat yang cukup panjang, yaitu 3.570 x 45 meter. Meski cukup, fasilitas-fasilitas tersebut dinilai perlu mendapat perbaikan.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Khusus Papua Akhmad Rofiq memastikan kesiapan Kabupaten Biak Numfor untuk jadi salah satu titik ekspor produk kelautan dan perikanan. Kabupaten tersebut bahkan telah melaksanakan ekspor perdana untuk produk kelautan dan perikanan.
"Kita kalau ditanya terkait kesiapan, kita sudah siap untuk ekspor. Kita bahkan sudah sempat launching Papua Logistics Ecosystem yang mirip seperti sistem logistik pelabuhan di Batam yang lebih terintegrasi. Pelabuhan Biak ini, masuk ke dalam sistem ini yang nantinya mampu mempermudah perizinan logistik untuk produk sektor kelautan dan perikanan," katanya.
Titik WPPNRI 717 Biak Numfor akan jadi salah satu titik yang perlu dioptimalkan melalui program Lumbung Ikan Nasional (LIN). Dengan demikian, program LIN nantinya tidak hanya dilakukan di WPPNRI 714, 715, dan 718 di Provinsi Maluku dan Maluku Utara, tetapi juga di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua.
Berita Terkait
Disdikbud Biak sediakan pelayanan laporan kekerasan anak "Sagu Papeda"
Kamis, 12 Desember 2024 19:42
Dispar Biak harap museum bawah laut peninggalan PD II jadi destinasi baru
Rabu, 11 Desember 2024 19:36
Dinkes Biak minta warga konsumsi pangan sehat mencegah penyakit
Rabu, 11 Desember 2024 19:21
Dinkes Biak terbitkan 318 sertifikat pengamanan pangan produksi IRT
Rabu, 11 Desember 2024 12:14
Penyerapan dana otsus untuk Disnaker Biak capai 100 persen
Selasa, 10 Desember 2024 18:29
Pemkab Biak tingkatkan pengawasan barang kedaluwarsa jelang Natal-Tahun Baru
Selasa, 10 Desember 2024 18:26
Disdikbud Biak tambah pengangkatan 248 tenaga guru PPPK
Selasa, 10 Desember 2024 16:50
Dinkes Biak berikan pelayanan pemeriksaan kesehatan ibu hamil-balita
Selasa, 10 Desember 2024 2:56