Jakarta (ANTARA) - Pemerintah akan segera membangun pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) Kali Ombak di Kabupaten Maybrat, Papua Barat, sebagai bagian dari program penyediaan energi terbarukan wujud dari pemanfaatan APBN yang tetap sasaran.
Koordinator Perencanaan dan Pengadaan Pembangunan Infrastruktur EBTKE Kementerian ESDM I Gede Yudistira Kusuma mengatakan pembangunan infrastruktur ini dapat dirasakan langsung oleh masyarakat yang berada di kawasan 3T.
"Program kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat yang berasal dari energi terbarukan merupakan komitmen Kementerian ESDM dan pemerintah daerah," kata Gede dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Jumat.
Kegiatan peletakan batu pertama dilakukan pada 12 April 2022 lalu. Pembangunan PLTMH Kali Ombak yang sedang berjalan saat ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 35 kilowatt untuk melistriki 55 rumah yang berada di Kampung Seni, Kampung Kurasso dan Kampung Ossom serta beberapa fasilitas umum seperti gereja, sekolah, rumah guru, akopel guru, puskesmas, pustu dan balai kampung.
Gede menyampaikan bahwa pembangunan PLTMH ini mencakup pembangkit, jaringan hingga instalasi sambungan listrik ke rumah-rumah warga.
Saat ini, Kementerian ESDM telah menempatkan tenaga Patriot Energi untuk ikut membantu mendampingi dan mengawasi selama proyek pembangunan PLTMH ini berjalan bahkan hingga masa pemeliharaan.
Gede juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Daerah Maybrat dan Pemerintah Provinsi Papua Barat serta kepala distrik dan segenap masyarakat.
Ia berharap infrastruktur-infrastruktur yang telah dan akan dibangun dapat dikelola dan dipelihara oleh Pemda dan masyarakat agar manfaatnya dapat bisa dirasakan oleh masyarakat dalam jangka waktu yang lama.
Bupati Maybrat Bernard Sagrim menegaskan bahwa pembangunan PLMTH ini adalah komitmen pemerintah untuk menjalankan kebijakan yang menyentuh kebutuhan masyarakat, terutama infrastruktur dasar pemenuhan kebutuhan listrik.
Menurutnya, PLTMH merupakan pembangkit listrik yang digerakkan oleh tenaga hidrolik air, dan teknologi PLTMH sudah diaplikasikan di Indonesia sejak puluhan tahun lalu di berbagai penjuru tanah air.
Pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat tiga Kampung Distrik Mare Selatan hingga saat ini masih ditopang untuk genset berbahan solar. Dana untuk membeli solar diperoleh dari iuran warga setempat dan bantuan dana dari desa.
Saat solar sulit diperoleh, masyarakat menggunakan pelita sebagai sumber penerangan. Warga kampung sangat bersyukur atas program pembangunan PLTMH dan menyambut gembira karena nantinya akan memperoleh listrik secara gratis.
Kepala Kampung Kurasso Marcus Yewen mengungkapkan harapan atas hadirnya PLTMH yang akan menerangi wilayahnya.
"Kami harapkan kepada pihak kementerian ketika PLTMH ini selesai adalah tenaga perawatan mesin supaya mesin ini bisa kami gunakan selama lima atau enam tahun bahkan lebih. Jadi kami bisa merasakan manfaatnya karena program ini dari APBN kami juga berharap adanya dana perawatan setiap tahunnya dari kementerian untuk merawat mesin," kata Markus.