Bantuan yang diberikan berupa beras, telur, mie instan dan biskuit yang diangkut menggunakan heli bell 412 EP dengan kode penerbangan HA-5185 yang dipiloti Lettu Cpn Dhanny A.
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Saleh Mustafa mengaku bantuan itu untuk pengungsi yang sudah kembali ke Kiwirok mengingat persediaan logistik di wilayah itu masih terbatas.
Memang yang kembali ke Kiwirok belum banyak, rata-rata laki-laki dewasa dan mereka tinggal di rumah guru atau rumah-rumah yang mudah dipantau oleh aparat keamanan.
"Gangguan keamanan masih sering terjadi sehingga disarankan untuk tinggal tidak jauh dari pos aparat keamanan sehingga bila terjadi gangguan mereka dapat segera diamankan, " kata Mayjen TNI Saleh.
Pangdam XVII/Cenderawasih mengaku sudah memerintahkan Danrem 172/PVY agar berkoordinasi dengan Bupati Pegunungan Bintang terkait penanganan warga yang sudah berada di Oksibil karena mereka belum beraktivitas dengan normal, misalnya ke kebun.
"Bantuan ini sendiri merupakan tahap awal karena akan dievaluasi mengingat yang menjadi tanggung jawab adalah bupati, " kata Pangdam Mayjen TNI Saleh.
Gangguan keamanan di Kiwirok terjadi tanggal 21 September 2021 lalu, setelah kelompok bersenjata menyerang tenaga kesehatan hingga menyebabkan Gabriela Melani meninggal dan empat rekan serta seorang dokter terluka.
KKB pimpinan Lamek Taplo juga membakar sejumlah fasilitas umum yang ada di Kiwirok di antaranya puskesmas, kantor kas Bank Papua dan pasar.
Akibatnya warga Kiwirok mengungsi ke Oksibil dan beberapa kampung seperti kampung Balusu, Kabiding, Epsipding, Okpol, dan kampung Bulangkop.
KKB pimpinan Lamek Taplo juga membakar sejumlah fasilitas umum yang ada di Kiwirok di antaranya puskesmas, kantor kas Bank Papua dan pasar.
Akibatnya warga Kiwirok mengungsi ke Oksibil dan beberapa kampung seperti kampung Balusu, Kabiding, Epsipding, Okpol, dan kampung Bulangkop.