Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Papua berharap warga di Bumi Cenderawasih tidak cepat terpengaruh dengan adanya berita bohong atau hoax yang belum pasti kebenarannya.
Anggota Bawaslu Provinsi Papua Anugrah Pata di Jayapura, Selasa, mengatakan salah satu hal yang menjadi perhatian Bawaslu dalam Pemilu 2024 adalah potensi maraknya berita bohong.
"Di mana hal tersebut sangat mungkin terjadi karena masih rendahnya literasi digital masyarakat yang akhirnya gampang sekali percaya padahal belum di cek kebenarannya," katanya.
Oleh karena itu, kata Anugrah, pihaknya berharap agar masyarakat mengerti dan paham akan aturan main pemilu, haknya, dan akan hasil dari regulasi tersebut
"Paling tidak dengan adanya pemahaman tersebut, mencegah terjadinya pemikiran-pemikiran liar yang muncul akibat berita hoax,"ujarnya.
Dia menjelaskan melalui literasi Kepemiluan adalah cara sosialisasi, baik ke sekolah, kampus, komunitas, ormas, dan pihak lain yang dianggap penting dan strategis posisinya untuk diberikan edukasi kepemiluan.
"Bentuknya pun dalam bentuk tatap muka, melalui podcast Bawaslu, Medsos Bawaslu, pelatihan pengawas partisipatif, forum warga, para adat, mengefektifkan PPID Bawaslu di semua jenjang sebagai wadah informasi, pelibatan masyarakat melalui jejaring aplikasi 'Jarimu awasi Pemilu' dan bentuk-bentuk lain yang kami anggap efektif untuk edukasi," katanya.
Dia menambahkan selain itu pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan platform media untuk menangkal berita bohong (hoax), sehingga Bawaslu bisa membantu untuk menampilkan berita Pemilu yang menyejukkan bukan membuat panas hati.
Anggota Bawaslu Provinsi Papua Anugrah Pata di Jayapura, Selasa, mengatakan salah satu hal yang menjadi perhatian Bawaslu dalam Pemilu 2024 adalah potensi maraknya berita bohong.
"Di mana hal tersebut sangat mungkin terjadi karena masih rendahnya literasi digital masyarakat yang akhirnya gampang sekali percaya padahal belum di cek kebenarannya," katanya.
Oleh karena itu, kata Anugrah, pihaknya berharap agar masyarakat mengerti dan paham akan aturan main pemilu, haknya, dan akan hasil dari regulasi tersebut
"Paling tidak dengan adanya pemahaman tersebut, mencegah terjadinya pemikiran-pemikiran liar yang muncul akibat berita hoax,"ujarnya.
Dia menjelaskan melalui literasi Kepemiluan adalah cara sosialisasi, baik ke sekolah, kampus, komunitas, ormas, dan pihak lain yang dianggap penting dan strategis posisinya untuk diberikan edukasi kepemiluan.
"Bentuknya pun dalam bentuk tatap muka, melalui podcast Bawaslu, Medsos Bawaslu, pelatihan pengawas partisipatif, forum warga, para adat, mengefektifkan PPID Bawaslu di semua jenjang sebagai wadah informasi, pelibatan masyarakat melalui jejaring aplikasi 'Jarimu awasi Pemilu' dan bentuk-bentuk lain yang kami anggap efektif untuk edukasi," katanya.
Dia menambahkan selain itu pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan platform media untuk menangkal berita bohong (hoax), sehingga Bawaslu bisa membantu untuk menampilkan berita Pemilu yang menyejukkan bukan membuat panas hati.