Jayapura (ANTARA) - Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah Jayapura menyebutkan kesadaran warga di Bumi Cenderawasih terhadap bahaya tsunami masih rendah, yang terlihat dari banyaknya bangunan di wilayah pesisir tanpa kaidah mitigasi bencana.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Jayapura Herlambang Hudha di Jayapura, Selasa, mengatakan Papua merupakan daerah dengan potensi bencana hidrometorologi. Untuk itu sudah seharusnya masyarakat sadar daerah atau tempat tersebut rawan bencana.
“Seperti di Kota Jayapura merupakan daerah tektonik aktif, sehingga sering terjadi gempa bumi yang dapat memicu terjadinya tsunami,” katanya.
Untuk itu, lanjutnya, sangat penting dilakukan sosialisasi, edukasi, serta mitigasi guna mengurangi dampak dari bencana alam tersebut.
“Kami kini sedang gencar melakukan kegiatan Sekolah Lapang Gempa bumi (SLG) guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap gempa bumi dan tsunami,” kata Herlambang.
Hal itu, kata dia, sangat penting dilakukan agar masyarakat dan instansi terkait lainnya dapat memahami pentingnya kesiapsiagaan terhadap bahaya bencana alam yang bisa terjadi kapan saja.
“Harapan kami, masyarakat dapat memahami daerah tempat usaha atau tempat tinggal merupakan daerah rawan, sehingga siap siaga terhadap potensi gempa dan tsunami. Selain itu diharapkan juga dapat melakukan dan memahami upaya mitigasi,” katanya.
Sebelumnya pada 17 Juli 2023 telah dilakukan kegiatan SLG di Kota Jayapura yang diikuti 50 peserta dari pemangku kepentingan terkait berasal meliputi pemilik usaha di wilayah pesisir pantai, masyarakat, kepala kampung, dan lainnya.