Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinis (Pemprov) Papua Tengah menyebutkan hingga Juni 2024 realisasi subsidi token listrik bagi pelanggan Orang Asli Papua (OAP) sebanyak 6.752 rumah tangga dan untuk program penyambungan baru yakni 185 rumah tangga.
“Kami bersama instansi terkait akan terus berupaya melistriki Papua Tengah sehingga target 14.095 rumah tangga ini bisa segera tercapai,” kata Penjabat Gubernur Papua Tengah Ribka Haluk dalam siaran Pers di Jayapura, Senin (24/6).
Menurut Ribka, berdasarkan data dari Kementerian E-SDM RI untuk wilayah Provinsi Papua Tengah jumlah rumah tangga yang telah berlistrik sebanyak 228.674 rumah tangga dari 242.769 sehingga masih terdapat 14.095 rumah tangga yang belum berlistrik.
“Oleh sebab itu sebagai upaya mewujudkan ‘Papua Tengah Terang’ kami telah membangun sistem PLTS off grit untuk 506 rumah tangga yang tersebar di 10 kampung, satu paket PLTS untuk menunjang operasional pelayanan di rumah sakit umum daerah (RSUD) Mulia Kabupaten Puncak Jaya, serta sebanyak 1.250 paket lampu surya hemat energy (LSHE) kepada masyarakat di pedalaman yang selama ini bergantung pada penerangan tradisional dan ini telah dilakukan sejak 2023 lalu,” ujarnya.
Ia menjelaskan untuk itu pihaknya akan terus memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat di Provinsi Papua Tengah dengan membangun kerja sama instansi terkait dalam ini PT. PLN (Persero) UIW Papua dan Papua Barat sebagai upaya meratakan akses listrik.
“Karena listrik merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat oleh sebab itu Pemprov Papua Tengah bakal terus mewujudkan pemerataan listrik sampai wilayah 3T,” katanya
.
Dia menambahkan seperti beberapa waktu lalu telah meresmikan dan melauncing Pembangunan Pembangun Listrik Tenaga Surya (PLTS) serta melakukan penyambungan baru dan instalasi listrik pada salah satu wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) di Pulau Moora, Kabupaten Nabire.