Jayapura (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua menyebutkan ikan tuna menjadi salah satu komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi y-on-y pada Juli 2024,
Kepala BPS Papua Adriana Helena Carolina di Jayapura, Kamis, mengatakan selain itu ada juga emas perhiasan, Sigaret Kretek Mesin (SKM), gula pasir, kangkung, kopi bubuk, shampo, sekolah dasar, bawang putih serta telur ayam ras.
“Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi y-on-y, antara lain tomat, bahan bakar rumah tangga, angkutan udara, sirih, ikan mumar, ikan cakalang, tahu,bawang merah dan cabai merah,” katanya.
Menurut Adriana, perkembangan harga berbagai komoditas pada Juli 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. “Di mana berdasarkan hasil pemantauan kota IHK di Provinsi Papua pada Juli 2024 terjadi inflasi y-on-y sebesar 0,91 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,48 pada Juli 2023 menjadi 104,42 pada Juli 2024,” ujarnya.
Dia menjelaskan tingkat deflasi month to month dan tingkat inflasi year to date masing-masing sebesar -0,67 persen dan 0,56 persen.
“Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran seperti kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,26 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,28 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,29 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,31 persen serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,40 persen,”katanya.
Dia menambahkan sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,24 persen, kemudian kelompok pendidikan sebesar 2,12 persen, lalu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,21 persen.
“Adapun kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan indeks yaitu kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga,”ujarnya.