Wamena (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Pegunungan (Papeg) melalui Dinas Pertanian,Pangan,Perikanan dan Kelautan mendorong penanaman padi, palawija di delapan kabupaten daerah setempat guna membantu meningkatkan produksi pangan dan ketahanan pangan
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan dan Kelautan Papeg Sem Kepno saat dihubungi di Wamena, Sabtu mengatakan dalam membantu program kerja Gubernur dan Wakil Gubernur Papeg John Tabo-Ones Pahabol maka pihaknya memiliki berbagai program unggulan di sektor pertanian.
“Program prioritas tahun ini adalah penanaman padi sawah, ubi jalar, keladi, palawija dan hortikultura di delapan kabupaten Provinsi Papua Pegunungan,” katanya.
Pihaknya menggencarkan penanaman berbagai komoditi unggulan pertanian di delapan kabupaten, tetapi juga membantu memasarkan hasil-hasil bumi masyarakat di Papua Pegunungan.
“Kami juga sedang membuka komunikasi dengan PT Freeport Indonesia supaya hasil bumi masyarakat di delapan kabupaten bisa didistribusikan ke sana. Hal ini untuk meningkatkan ekonomi bagi petani setempat,” ujarnya.
Ia menjelaskan selain PT Freeport Indonesia yang menjadi tujuan pengiriman hasil bumi dari Papua Pegunungan, pihaknya juga akan mengirimkan hasil pertanian itu ke Kabupaten Biak Numfor dan Jayapura dan sekitarnya.
“Kenapa kami harus membuka ruang untuk pengiriman hasil bumi ke sana, karena untuk konsumsi di Papua Pegunungan itu sudah kelebihan ketika hasil panennya banyak. Maka pengiriman ke luar menjadi alternatif dalam membantu perekonomian petani,” katanya.
Ia menambahkan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah atau APBD Perubahan 2024 pihaknya mendistribusikan traktor, mesin giling padi, pakan ikan, pakan ternak babi ke kelompok tani delapan kabupaten.
“Gubernur sudah menyerahkan secara simbolis dukungan alat dan pakan ikan dan ternak bagi kelompok tani delapan kabupaten dalam rangka mensukseskan program 100 hari kerja di sektor pertanian, pangan dan perikanan,” ujarnya.
Ia menyebut untuk anggaran pengadaan mesin pertanian, pakan ikan dan ternak itu kurang lebih Rp300 juta hingga 500 juta.
“Jadi untuk pengadaan alat pertanian dan pakan ikan maupun ternak itu paling tinggi Rp500 juta dan paling rendah Rp300 juta setiap tahunnya,” katanya.