Jayapura (Antara Papua) - Kongres XIV Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang berlangsung di gedung olahraga (GOR) Cenderawasih, Kota Jayapura, Papua, diwarnai aksi pemukulan terhadap pimpinan presidium sidang sementara pada Kamis (26/2) tengah malam.
Ahmad Nawik, pimpinan presidium sidang sementara pada Kongres XIV KNPI kepada wartawan di Kota Jayapura, mengaku dipukul oleh salah seorang peserta dari Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang hadir, ketika ia sedang membahas pemilihan presidium sidang.
"Saya tidak lihat, tahu-tahu ada yang pukul saya dari belakang. Saya tidak kenal, saya tidak lihat, kalau tidak salah dia dari OKP yang statusnya masih undangan, kemudian banding, diputus oleh peserta kongres," katanya.
Ahmad mengaku tidak tahu apa penyebabnya sehingga salah satu peserta OKP yang menghadiri kongres itu melakukan pemukulan terhadap dirinya.
"Bagi saya itu penganiayaan dan saya berharap aparat penegak hukum memproses pelakunya karena ini bukan kasus delik aduan, tetapi terjadi di depan umum, saat saya di meja sidang," katanya.
Ia mengaku dipukul beberapa kali dari arah belakang kemudian mengenai mulut dan sebagian kepala.
"Saya juga sempat membalas memukul karena ingin bela diri. Walau pun demikian saya harap aparat hukum proses ini. Saya tidak lihat persis siapa yang memukul," kata Ahmad Nawik yang mengaku dari OKP Persaudaraan Nusantara.
Secara terpisah salah satu peserta kongres dari DPD KNPI Provinsi Banten, Ody L Hasan mengaku bahwa pemukulan itu dilakukan oleh peserta dari OKP Garda API.
"Peserta itu ngotot bahwa ingin disahkan oleh pimpinan sidang sebagai peserta, alasannya pada kongres sebelumnya sudah menjadi peninjau dan oleh pimpinan sidang sudah disahkan," katanya.
"Tetapi, tiba-tiba terjadi pemukulan kepada pimpinan sidang. Dan peserta lainnya sempat melerai dan memukul juga. Sekarang ini pelaku sudah diamankan oleh aparat berwajib tapi namanya kurang tahu," tambahnya.
Ody menduga ada kepentingan tertentu yang sedang diupayakan oleh kelompok yang kurang bertanggungjawab agar Kongres XIV KNPI di Papua alami `deadlock` dan dipindah ke Jakarta.
"Karena saat yang bersamaan, di Jakarta juga ada kongres tandingan dari acara yang sama," kata Ody mengaku menjabat sebagai Wakil Sekretaris dari DPD KNPI Provinsi Banten.
Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana Kongres XIV KNPI di Kota Jayapura, Papua, Yunus Wonda mengatakan bahwa peristiwa itu merupakan hal yang biasa, dinamika dalam berorganisasi.
"Namun kami harapkan ini jadi pelajaran dan pengalaman agar tidak terulang lagi dalam sidang-sidang selanjutnya. Ini jadi semacam `shock therapy` bagi lainnya," katanya.
Untuk itu, Yunus mengimbau agar peserta KNPI yang hadir dalam kongres tersebut dapat bersikap santun dan elegan untuk memilih pemimpin organisasi yang bisa menyatukan semua wadah OKP yang ada di tanah air.
"Masalah ini tentunya, jika saya dipanggil oleh aparat berwajib akan saya penuhi. Intinya pelakunya telah diamankan sementara. Harapannya kongres ini bisa berjalan aman dan lancar karena panitia telah menyiapkan semua akomodasi," katanya.
Yunus menambahkan agar para peserta kongres yang hadir bisa menghargai dan menghormati, Papua sebagai tuan rumah Kongres XIV KNPI.
"Baru pertama terjadi dalam sejarah, bahwa tuan rumah Papua menyiapkan semua akomodasi bagi para peserta. Jadi tolong, jangan ada hal-hal yang tidak berkenan dalam kongres ini, siapapun yang akan terpilih kita harus menghormatinya," ujarnya. (*)