Timika (Antara Papua) - Kepala Dinas Kesehatan Papua drg Aloysius Giyai berharap tim kapal klinik terapung milik Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) di Timika dapat menemukan penyakit endemis yang terkesan masih terabaikan.
Harapan itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Papua drg Aloysius Giyai, di Timika, Jumat.
Dengan kehadiran kapal klinik terapung, diharapkan bisa menemukan lebih banyak lagi penyakit endemis tertentu yang sepertinya selama ini terabaikan, ujarnya.
Giyai menjelaskan, penyakit-penyakit endemis itu seperti kusta, prambosia, filariasis/kaki gajah, yang diyakini di daerah-daerah pesisir Papua termasuk Timika, cukup banyak, namun hingga kini masyarakatnya terbelakang dan berada di balik gunung, rawa-rawa dan pegunungan sehingga sulit dijangkau.
"Dengan adanya dukungan fasilitas di kapal ini diharapkan penyakit-penyakit itu ditemukan. Semakin banyak ditemukan bukan berarti bahwa Dinas Kesehatan dan semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan gagal," ujarnya.
Mantan direktur Rumah Sakit Umum Daerah Abepura itu menuturkan, dengan semakin banyak menemukan penyakit-penyakit endemis karena selama ini masyarakat tidak terjangkau sehingga kini Dinas Kesehatan melakukan intervensi-intervensi pelayanan kesehatan secara periodik.
Tentunya, kata dia, dengan adanya kapal klinik ini ada pembagian tugas dan kewenangan antara Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.
"Lebih penting dari pada itu adalah membangun koordinasi, kerja sama dan kemitraan, karena kesehatan tidak bisa dikerjakan sendiri-sendiri," ujarnya.
Selain itu, kata dia, Dinas Kesehatan Mimika diminta agar mempresentasikan pelayanan kapal klinik itu dalam rapat kerja kesehatan Dinas Kesehatan pertama pada 2016.
"Saya tadi sudah pesan kepada Kepala Dinas Kesehatan Mimika agar rapat kerja kesehatan (Rakerkes) Dinas Kesehatan Provinsi pertama pada 2016 supaya dipresentasikan di depan Dinas Kesehatan Kabupaten di 28 kabupaten dan satu kota yang ada di Provinsi Papua," katanya.
Dengan demikian, lanjut dia, dapat menjadi percontohan bagi kabupaten lainnya di wilayah Provinsi Papua.
"Doa kami dan harapan kami kapal klinik ini menjadi pailot project untuk melayani masyarakat di daerah-daerah yang susah dijangkau," ujarnya.
Ia menambahkan, kini sistem kerja kesehatan adalah dari air, dari gunung menuju kota. "Kita betul-betul melayani masyarakat yang sangat terisolasi dan belum terjamah sama sekali," ujarnya.
Sebelumnya, kapal klinik terapung milik LPMAK tiba di Pelabuhan Paumako, Timika pada Jumat (25/9), setelah berlayar dari Gresik, Jawa Timur. (*)
Dinkes Papua berharap klinik terapung LPMAK temukan penyakit endemis
"Dengan adanya dukungan fasilitas di kapal ini diharapkan penyakit-penyakit itu ditemukan. Semakin banyak ditemukan bukan berarti bahwa Dinas Kesehatan dan semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan gagal," ujar Aloysius Giyai.