Jayapura (Antaranews Papua) - Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menegaskan bahwa Kirab Satu Negeri yang digelar secara serentak adalah untuk menolak ancaman kedaulatan bangsa dari kelompok-kelompok yang ingin mengubah konsensus nasional dan yang menamakan diri atas nama agama tertentu.
"Konsensus nasional itu adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Ini harus kita jaga jangan terpecah karena kelompok-kelompok tertentu, apalagi yang mengatasnamakan kelompok agama yang dianggap menjadi rujukan, padahal ada yang lain," katanya di Skouw-Wutung, tapal batas RI-Papua Nugini (PNG), Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Senin (17/9).
Dia menilai kelompok-kelompok tersebut tidak boleh dibiarkan berkembang, apalagi membawa nama agama, sehingga bisa menjadi dasar konflik karena merasa besar dan benar dengan pemahaman yang beda serta sempit.
Padahal, kata Yaqut, dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, ada pahlawan selain muslim yang ikut serta seperti I Gusti Ngurah Rai.
"Sebenarnya yang menerima keberagaman dan kebinekaan serta mencintai negara ini sangat mayoritas, tetapi mereka lebih banyak diam. Kirab satu negeri ini ingin membangunkan kembali untuk menyuarakan semangat perjuangan dan menolak yang mengancam kedaulatan," katanya.
Di samping itu, kata Yaqut yang didampingi Ketua GP Ansor Wilayah Papua Amir M Madubun, kegiatan tersebut ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia merawat perbedaan, keberagaman dan perdamaian.
"Kita ingin berikan inspirasi kepada dunia dengan keberagaman dan kebinekaan yang dimiliki, dengan segala perbedaan, Indonesia bisa damai. Indonesia bisa tenteram, bisa bersatu tidak ada gangguan, dibandingkan dengan negara-negara di Timur Tengah yang satu suku dan agama, tetapi berperang hingga hari ini," katanya.
Sehari sebelumnya, Yaqut secara resmi melepas peserta Kirab Satu Negeri pada upacara di Tugu Pepera, Merauke, Papua, Minggu (16/9).
Kirab Satu Negeri dimulai serentak di Merauke Papua, Rote NTT, Miangas Sulawesi Utara, Nunukan Kalimantan Utara, dan Sabang Aceh. Dari Papua, Kirab Satu Negeri akan melintasi Maluku, Bali, dan Jawa Timur.
Kegiatan yang diikuti 1945 peserta ini direncanakan berakhir di Kota Yogyakarta pada 26 Oktober 2018, di mana akan digelar Apel Kebangsaan yang melibatkan sekitar 100.000 anggota Banser dan dihadiri Presiden RI Joko Widodo.
Sementara di Skouw-Wutung perbatasan RI-PNG, Kirab Satu Negeri diikuti oleh 1.000-an warga, anggota ormas dan pelajar yang dihadiri oleh Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin.
Pada kesempatan itu juga dilakukan pembentangan bendera merah putih sepanjang 1,5 km yang dicatat sebagai rekor oleh Museum Rekor Indonesia (Muri).
Berita Terkait
Kasus 3.000 batang kayu ilegal Jayapura dinaikkan ke penyidikan
Jumat, 19 April 2024 14:07
KLHK: Menanam satu pohon untuk hasilkan oksigen
Jumat, 19 April 2024 14:05
Polres Jayapura sebut 281 peserta lolos pemeriksaan administrasi penerimaan Polri
Jumat, 19 April 2024 12:05
Pemprov Papua harga bahan pokok terpantau stabil setelah lebaran 2024
Jumat, 19 April 2024 2:24
Dispora Jayapura bantu sarana dan prasarana ke wirausaha muda OAP
Kamis, 18 April 2024 22:21
Klasis Waibu Moi gelar seminar Jejak Pekabaran Injil Sentani
Kamis, 18 April 2024 21:00
Telkom terus tambah kapasitas bandwith Papua Pegunungan
Kamis, 18 April 2024 19:31
Kelompok tani hutan Rimba Jaya Biak Timur produksi minyak kayu putih
Kamis, 18 April 2024 18:34