Jakarta (ANTARA) - Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA mengutuk serangan Israel terhadap kantor berita Turki, Anadolu, di Gaza, Palestina.
Serangan terhadap kantor biro Anadolu Agency di Gaza, Sabtu (4/5), yang menjadi sasaran roket pesawat-pesawat tempur Israel, dinilai mengancam fungsi pemberitaan secara profesional.
“Kami yakin bahwa kami dapat mewakili masyarakat pers Indonesia dalam menyampaikan kecaman terhadap serangan terhadap kebebasan pers ini,” kata Direktur Utama LKBN ANTARA Meidyatama Suryodiningrat di Jakarta, Minggu.
ANTARA sangat menyesali eskalasi kekerasan yang terus terjadi di Gaza dan mengimbau semua pihak untuk bijak dan menghentikan serangan yang terus berlanjut, yang pada akhirnya hanya menyengsarakan warga tidak berdosa, apalagi di saat umat Muslim seluruh dunia tengah menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
"LKBN ANTARA tegap dalam solidaritas bersama Anadolu guna melawan rasa takut yang dilancarkan dalam serangan roket Israel ini dan berkomitmen menegakkan fungsi pers secara profesional di Gaza dan Tepi Barat, serta ikut memperjuangkan hak-hak warga Palestina yang berdaulat,” ujar Meidyatama.
Organisasi Kantor Berita Asia-Pasifik (OANA) dan Aliansi Kantor Berita Eropa (EANA) juga menyatakan ungkapan solidaritas kepada Anadolu.
Dalam sebuah pesan kepada Direktur Jenderal Badan Anadolu, Senol Kazanci, Presiden OANA Aslan Aslanov menyampaikan kesedihannya atas insiden tersebut.
"Setiap serangan terhadap perwakilan media dan kebebasan berbicara dan informasi tidak dapat diterima," kata Aslanov seperti diberitakan Anadolu.
Dia menambahkan bahwa upaya untuk membatasi kegiatan media dan jurnalis menimbulkan ancaman terhadap kebebasan berbicara dan bertentangan dengan norma hukum internasional.
OANA didirikan di Bangkok pada tahun 1961 di Majelis Umum Pertama kantor-kantor berita Asia atas prakarsa UNESCO.
Sementara itu, EANA Eropa menyatakan telah mengetahui bahwa kantor biro Anadolu di Gaza rusak akibat konflik di wilayah tersebut.
"EANA menganggap keamanan jurnalis sebagai prasyarat kebebasan berbicara. Karena itu EANA meminta perhatian khusus pada kehidupan dan kesehatan jurnalis yang melakukan pekerjaan mereka di lapangan,” demikian pernyataan EANA, asosiasi nirlaba yang bermarkas di Swiss dan didirikan pada tahun 1956.