Jayapura (ANTARA) - Jajaran petugas Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura, Papua berkomitmen menjaga wilayah Papua bebas dari penyakit ternak berbahaya seperti rabies dan flu burung (avian influenza).
Kepala Balai Pertanian Kelas I Jayapura drh.Muhlis Natsir di Jayapura, Kamis, mengatakan komitmen itu diwujudkan dalam rapat koordinasi (rakor) secara kontinyu setiap tahun melibatkan dinas dan unit pelaksana teknis serta pemangku kepentingan di wilayah Papua.
"Rakor seharian ini merupakan tindak lanjut menjaga Papua bebas dari rabies dan avian influenza yang sejak 2016 kita laksanakan sampai dengan 2020, jadi sudah lima tahun berturut-turut melakukan Rakor," kata Muhlis.
Rakor kali ni, menurut dia, melibatkan instansi terkait dan unit pelaksana teknis karantina di Sulawesi, Maluku, Papua, dan Denpasar Bali. Tapi juga melibatkan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan di Papua dan Papua Barat.
"Tujuan kita melaksanakan rakor ingin menyamakan persepsi terkait dengan pencegahan masuk dan tersebarnya hama penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan karantina yang menjadi tugas karantina, itu sebabnya kita melibatkan instansi terkait lainnya," ujarnya.
Pembahasan dalam rakor itu, kata dia, ada berbagai pencegahn penyakit hewan berbahaya di antaranya penyakit rabies, avian influenza, bruselosis, Flu Babi Afrika (African Swine Flu/ASF) yang sementara ini merebak di Sumatera Utara, dan virus corona.
Berkaitan dengan itu, kata dia, Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura berkomitmen bersama Papua bebas dari rabies dan avian influenza yang tentunya harus didukung bersama, mempunyai komitmen bersama, koordinasi, kolaborasi untuk menjaga Papua dari berbagai penyakit yang berbahaya.
Menurut dia, ada lima narasumber yang dihadirkan dan berkompeten di bidangnya untuk menyampaikan materi, yaitu berasal dari Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, BFT Maros, Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua, Kepala BPTP Papua.
"Di Kementerian Pertanian ini ada program nasional dalam rangka mendukung program tiga kali lipat ekspor dan komando strategi pembangunan pertanian/kostra tani," ujarnya.
Ia menambahkan, peserta yang hadir yakni calon eksportir untuk komoditas pertanian. Diharapkan hasil-hasil dari Papua ini diekspor, tentunya ada kerjasama dengan migrasi dan bea cukai, Pelindo, dan PLNI dalam rangka mendukung tiga kali lipat ekspor ini.
Berita Terkait
Pemprov Papua harap rakor dan konsultasi percepat pembangunan kearsipan
Selasa, 13 Agustus 2024 13:56
Pj Gubernur minta penataan organisasi tingkatkan kesejahteraan se-Papua
Senin, 3 Juni 2024 18:10
Pj Gubernur: Rakor kesiapan Pilkada upaya jaga stabilitas keamanan Papua
Rabu, 29 Mei 2024 18:10
KPK minta penjabat Pemkab Biak Numfor patuhi penyampaian LHKPN
Selasa, 21 Mei 2024 19:02
Pemprov Papua-Pemkab Biak gelar rakor cek persiapan pelaksanaan STC 2023
Jumat, 13 Oktober 2023 21:07
BPBD Papua gelar rakor sikapi gempa bumi Kota Jayapura
Rabu, 15 Februari 2023 2:47
Kapolri gelar rakor pastikan ketersediaan BBM lebaran cukup
Jumat, 8 April 2022 21:29
Kemenko Polhukam gelar Rakor persiapan Peparnas XVI Papua
Selasa, 2 November 2021 18:49