Jayapura (ANTARA) - Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua mulai Sabtu tidak lagi menerima sampel swab untuk diperiksa di laboratorium akibat menipisnya bahan sekali pakai yang digunakan untuk memeriksa sampel pasien COVID-19.
Kepala Balitbangkes Papua dr. Anthonius Oktavian kepada ANTARA, Sabtu di Jayapura mengatakan keputusan itu diambil mengingat saat ini sampel yang harus diperiksa sudah mencapai 1.359 sampel.
Sedangkan persediaan regent dan beberapa bahan sekali pakai menipis sehingga pihaknya minta seluruh kabupaten dan kota yang selama ini mengirim sampelnya ke balitbangkes untuk sementara waktu tidak mengirim lagi hingga pemberitahuan lebih lanjut, kata dr. Anthon.
Kebijakan pembatasan pemeriksaan sampel, ujarnya agar ribuan sampel yang sudah ada bisa diperiksa dengan menggunakan bahan yang masih tersedia.
"Bila kami tetap menerima sampel tersebut takutnya saat bahan-bahan untuk memprosesnya habis akan menyebabkan sampel rusak karena tidak langsung ditangani, " jelas dr. Anthon.
Ia menambahkan, pihaknya sudah melaporkan tentang menipisnya berbagai bahan sekali pakai ke kemenkes dan BNPB, serta Pemprov Papua.
Setiap hari litbangkes memeriksa 350-400 sampel dan saat ini sudah memeriksa 21.862 sampel yang berasal dari berbagai kabupaten dan kota di Papua, kata dr. Anthonius.
Jubir Satgas Penanganan COVID-19 Papua dr. Silwanus Sumule secara terpisah mengakui adanya pembatasan pemeriksaan sampel di balitbangkes, akibat makin menipisnya beberapa komponen sekali pakai.
"Memang betul mulai Sabtu untuk sementara tidak menerima sampel untuk diperiksa di laboratorium, kata dr. Sumule.