Akibatnya sempat terjadi kontak tembak namun tim yang didampingi Wakil Kepala Polda Papua, Brigadir Jenderal Polisi Mathius Fakhiri, dan Komandan Korem 173/PVB, Brigadir Jenderal TNI Iwan Setiawan, telah melakukan olah TKP dan kembali ke Sugapa.
"Memang rombongan sempat ditembaki sehingga terjadi kontak tembak, namun tidak ada korban jiwa dari TNI-Polri," kata Waterpauw kepada ANTARA di Jayapura, Jumat.
Ia menyatakan, polisi melakukan olah TKP terhadap kasus penembakan yang terjadi di Hipadipa termasuk untuk mengungkap kasus meninggalnya Pendeta Yeremias Zanambani.
Polisi akan berupaya mengungkap kasus itu, walaupun mengalami hambatan saat menyelidiki hal itu karena wilayah Hipadipa saat ini "dikuasai" kelompok bersenjata, sementara untuk mencapai kawasan itu harus ditempuh sekitar sembilan jam perjalanan lewat darat.
Ketika ditanya tentang tudingan terhadap TNI terkait kematian Zanambani, Waterpauw mengatakan hal itu biasa dilakukan kelompok-kelompok itu seperti halnya saat kasus penembakan WNA berkebangsaan Selandia Baru di Kuala Kencana.
Pada kasus itu, kejahatan itu ternyata dilakukan kelompok bersenjata yang dipimpin Sebinus Waker, yang menggantikan Ayub Waker yang telah tewas.
Pada kasus itu, kejahatan itu ternyata dilakukan kelompok bersenjata yang dipimpin Sebinus Waker, yang menggantikan Ayub Waker yang telah tewas.
Waterpauw menyatakan, pada kasus itu polisi berhasil mengungkap kasus itu dan membuktikan bila penembakan terhadap karyawan PT Freeport memang dilakukan Waker dan gerombolannya dan bukan TNI atau Polri.
Terkait kekuatan kelompok bersenjata yang diperkirakan enam kelompok yang dipimpin Waker itu, diperkirakan berjumlah sekitar 50 orang dengan jumlah senjata sebanyak 17 yang merupakan hasil rampasan dari TNI-Polri.