Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kota Malang memberikan penghargaan dan bonus untuk para santri yang berprestasi pada Pekan Olahraga Seni Antar Ponpes Tingkat Daerah (Pospeda).
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan pemberian penghargaan dan bonus kepada para santri tersebut merupakan rangkaian kegiatan Peringatan Hari Santri Nasional, dan diharapkan mampu meningkatkan nilai-nilai integritas, kebangsaan, dan kemandirian para santri.
"Jangan sampai adik-adik dan anak-anakku sekalian, setelah keluar dari pesantren malah membebani negara. Karena pada dasarnya pendidikan pesantren adalah pendidikan kemandirian," kata Sutiaji di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis.
Penghargaan dan bonus tersebut, diberikan kepada para santri yang berprestasi pada Pospeda 2019. Kota Malang meraih 35 medali dalam Pospeda tingkat Provinsi Jawa Timur 2019, di antaranya 19 medali emas, enam medali perak dan sepuluh medali perunggu.
Sutiaji mengingatkan tujuan masuk pondok pesantren bukanlah menjadi dokter atau profesi lainnya, melainkan menghilangkan kebodohan, dan tidak mempolitisasi agama untuk kepentingan-kepentingan tertentu.
Pada peringatan Hari Santri kali ini, mengusung tema Santri Sehat, Indonesia Kuat. Tema tersebut dipilih untuk mengingatkan peran penting santri dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang hingga saat ini belum berakhir.
Sutiaji meminta para santri untuk menjadi pelopor kebaikan, termasuk mengingatkan masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan pada saat berada di luar rumah, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
"Mengingatkan kita semua harus lebih berhati-hati, dan tetap patuh mengikuti protokol pencegahan COVID-19," kata Sutiaji.
Dalam peringatan Hari Santri Nasional tersebut, Seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Malang mengenakan busana muslim putih dan bersarung serta menggunakan peci bagi laki-laki.
Sutiaji menambahkan pesantren adalah lembaga yang mandiri, dengan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan yang sesungguhnya sudah terpatri dalam kehidupan pesantren. Semangat para santri sudah ada sejak zaman imperialisme Belanda.
"Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Kebhinnekaan, sudah terpatri dalam nilai-nilai santri," tutup Sutaiji.