Jakarta (ANTARA) - Dirjen Informasi Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Widodo Muktiyo menyatakan persoalan infodemic atau penyebaran disinformasi biasanya membesar melalui WhatsApp Group.
"Jadi persoalan sekarang infodemic biasa besar dari WhatsApp Group. Ini menjadi tantangan," ujar Widodo saat menjadi pembicara dalam sesi dua webinar Refleksi Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-Amin, bertema Memaksimalkan Performa Pemerintahan di tengah Pandemi, yang diselenggarakan tim Jubir Presiden RI, secara virtual di Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan bahwa saat ini muncul fenomena virtual yakni era post truth dan echo chamber.
Era post truth adalah dimana seseorang tiba-tiba dapat memengaruhi meskipun tidak membawa kebenaran informasi. Bermodalkan pengikut yang banyak di media sosial seseorang dapat memengaruhi publik meskipun hanya memberikan informasi halusinasi.
Akibatnya dinamika komunikasi publik mengalami persaingan untuk merebut kebenaran.
Sementara itu fenomena echo chamber adalah fenomena di mana seseorang hanya percaya pada kelompoknya. Sehingga informasi digaungkan dan dipercaya kelompoknya meskipun belum tentu kebenarannya.
Dua fenomena itu lah, kata dia, yang turut membuat upaya membersihkan dunia virtual dari disinformasi atau hoaks menjadi sangat sulit.
"Karena ada situasi di mana semua orang bisa memproduksi, bisa mengonsumsi, bisa mendistribusi (informasi). Dan munculah kondisi infodemic," kata dia.
Dia mengatakan persoalan selama pandemi COVID-19 tidak hanya persoalan kesehatan, namun juga persoalan informasi yang tidak sehat atau hoaks.
Berdasarkan laporan Kominfo, berita bohong atau hoaks paling banyak dalam perjalanan pandemi COVID-19 terjadi pada Maret. Sementara aplikasi yang paling banyak memproduksi dan mendistribusi informasi adalah Youtube.
Dia menekankan bahwa cyberdrone yang dimiliki Kominfo masih mampu memonitor disinformasi yang terjadi di Youtube, Facebook, Instagram dan seterusnya.
Namun Kominfo kesulitan memantau disinformasi yang menyebar dan membesar melalui WhatsApp Group yang sistemnya bersifat tertutup.
"Ini menjadi tantangan. Performa pemerintah bisa jadi sudah baik, tapi karena dibolak-balik publik yang tidak suka, publik yang iseng, maka melahirkan situasi itu (infodemic)," kata dia.
Berita Terkait
Tokoh agama ajak masyarakat Biak cegah informasi hoaks pilkada
Minggu, 27 Oktober 2024 10:39
Kapolda Papua minta warga waspada informasi hoaks pilkada serentak
Kamis, 10 Oktober 2024 16:45
KPU Jayapura berharap lima paslon kepala daerah hindari berita hoaks
Selasa, 24 September 2024 20:34
FKUB minta warga Biak waspadai informasi hoaks tahapan Pilkada serentak
Sabtu, 21 September 2024 19:05
Kapolres Biak minta wartawan ikut mencegah berita hoaks
Senin, 29 Juli 2024 17:31
Kapendam XVII: Kabar RSUD Madi di Paniai ditutup hoaks
Senin, 27 Mei 2024 2:05
Ketua TP PKK Biak: Pers berkontribusi mencegah berita hoaks
Jumat, 9 Februari 2024 17:29
Pemkab Biak Numfor minta mahasiswa waspadai informasi hoaks di medsos
Kamis, 9 November 2023 12:28