Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Pemantauan dan Penyelidikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Choirul Anam mengatakan pihaknya akan menunggu hasil uji balistik menentukan jenis peluru yang ditemukan pada tempat kejadian perkara penembakan enam laskar Front Pembela Islam (FPI) di Tol Jakarta-Cikampek kilometer 50.
"Soal proyektil itu terkait pistol atau laras panjang, pabrikan atau tidak, itu harus uji balistik. Jadi belum kami simpulkan, kami hanya menyampaikan di sini bahwa kami menemukan tujuh proyektil dan empat selongsong peluru (dari TKP). Nantinya masih ada proses berikutnya untuk menguji itu," kata Anam saat ditemui wartawan di Jakarta, Senin.
Hal itu disampaikan Anam untuk menjawab pertanyaan wartawan apakah benar jenis peluru yang ditemukan tim Komnas HAM dari TKP penembakan laskar FPI diduga berasal dari senjata rakitan kaliber 9mm.
Anam mengatakan nantinya pengujian balistik akan mampu menjawab semua pertanyaan itu secara terang dan jelas.
Untuk itu, agar objektif, ia berharap uji balistik nanti dapat dilakukan secara terbuka, akuntabel, dan transparan.
"Semoga uji balistik itu nanti transparan, akuntabel, dan bisa kita akses secara bersama-sama. Karena itu penting, ditunggu oleh semua orang," kata Anam.
Berita Terkait
Komnas HAM Papua perkuat kapasitas wartawan sukseskan Pilkada serentak
Kamis, 21 November 2024 14:37
Komnas HAM harap Bawaslu tingkatkan pengawasan sukseskan Pilkada serentak 2024
Selasa, 19 November 2024 10:56
Komnas HAM RI fokus pantau pilkada di Tanah Papua
Jumat, 1 November 2024 14:26
Komnas HAM RI minta Pemda di Tanah Papua masifkan sosialisasi Pilkada 2024
Kamis, 31 Oktober 2024 20:45
Komnas HAM Papua dukung Polda ungkap pelaku teror bom molotov "Jubi"
Rabu, 23 Oktober 2024 16:30
Komnas HAM Papua harapkan forkopimda pastikan keamanan pilkada
Rabu, 2 Oktober 2024 3:34
Komnas HAM Papua minta KPU pastikan hak pilih pilkada kelompok marginal rentan
Selasa, 1 Oktober 2024 3:53
Komnas HAM Papua sebut kepala daerah harus sadar HAM
Selasa, 1 Oktober 2024 3:52