Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla mengutuk keras serangan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar karena insiden tersebut mencederai hubungan antarmanusia dan umat beragama di Indonesia.
“Ini merupakan (tindak) kriminal yang sangat tinggi dan juga mencederai kemanusiaan,” kata Jusuf Kalla dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
JK mengatakan Gereja Katolik Katedral Makassar berada di lokasi yang dekat dengan banyak fasilitas umum. Peristiwa serangan bom tersebut tentu membahayakan dan menimbulkan ketakutan bagi masyarakat sekitar, khususnya yang sedang beribadah.
“Memang Katedral itu dikelilingi sekolah-sekolah, karena hari Minggu tentu tidak ada kegiatan sekolah di sana, tetapi ini sangat berbahaya untuk jemaah yang sedang beribadah,” tukasnya.
Oleh karena itu, JK berharap Kepolisian RI (Polri) dapat dengan cepat bekerja untuk mencari tahu dalang di balik serangan bom bunuh diri tersebut.
“Semoga polisi cepat mengatasi dan juga mencari pelakunya atau siapa di belakang kejadian ini,” tegasnya.
Atas nama Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), JK juga menyampaikan rasa duka mendalam dan berharap para korban segera mendapat kesembuhan.
“Atas nama DMI, saya menyatakan rasa duka dan juga mengutuk kejadian bom di Makassar. Semua agama tidak mempunyai suatu ajaran yang bisa menyebabkan terjadinya hal seperti ini,” ujarnya.
Ledakan akibat bom terjadi di kawasan Gereja Katolik Hati Yesus Yang Mahakudus atau dikenal dengan Katedral Makassar, pada Minggu pagi sekira pukul 10.30 WITA.
Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menganalisa ledakan tersebut berdaya ledak tinggi atau high explosive.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Selatan Irjen Pol. Merdisyam menyebutkan hingga Minggu siang tercatat sembilan orang menjadi korban akibat serangan bom bunuh diri tersebut.
“Dari masyarakat ada sembilan orang, (terdiri atas) lima petugas Gereja dan empat jemaah. Kejadiannya saat pelaksanaan Misa Minggu Palma,” kata Merdisyam di Makassar, Minggu.