Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan bahwa stok beras di Badan Urusan Logistik (Bulog) mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di dalam negeri, sehingga tidak akan ada impor beras dalam waktu dekat.
"Kita bisa pastikan bahwa tidak ada impor dan ketersediaan stok di Bulog itu cukup dan bisa menampung untuk 12 bulan ke depan," kata Mendag saat menggelar konferensi pers secara virtual di Jakarta, Senin.
Mendag memaparkan keputusan tersebut dilandasi oleh prediksi Badan Pusat Statistik (BPS) yang melansir bahwa hasil panen pada 2021 akan lebih baik dibanding tahun sebelumnya, yakni 33 juta ton. Selain itu, stok beras di gudang Bulog saat ini mencapai 1,39 juta ton.
"Karena program ketersediaan pasokan dan stabilitas harga (KSPH) atau operasi pasar (OP) itu 80.000 ton per bulan, maka stok 1,39 juta ton ini bisa memenuhi lebih dari satu tahun cadangannya untuk Bulog. Jadi, ini bagus dan saya tidak ada ekspektasi sama sekali untuk mengimpor beras saat ini," ujar Mendag.
Diketahui, Mendag memastikan bahan kebutuhan pokok (bapok) tersedia dengan harga yang stabil selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, mulai dari beras, minyak goreng, telur, daging, hingga bawang merah dan cabai merah.
"Saya pastikan bahwa seluruh bapok yang saya sebutkan mempunyai kecukupan lebih dari dua minggu pada hari ini setidaknya, tapi yang lain lebih dari satu bulan. Semua barang-barang ini ada, stabil, terjangkau, dan mudah-mudahan dalam PPKM Darurat ini, tidak ada permasalahan," kata Mendag.
Mendag menyatakan, harga beras medium pada 2 Juli 2021 berada pada posisi Rp10.500 per kilogram (kg), di mana angka tersebut sama dengan harga satu bulan sebelumnya yakni 2 Juni 2021 yakni Rp10.500 per kg.
Begitu juga dengan beras premium, yang pada saat ini harganya Rp12.400 per kg, relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya yakni Rp12.400 per kg.