Jayapura (ANTARA) - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua berharap adanya keterlibatan bersama baik itu pemerintah, stakholder mau pun instansi lainnya dalam melakukan pencegahan HIV/Aids, sehingga dapat menurunkan angka kasus positif di Bumi Cenderawasih.
Pelaksana Harian (Plh) Wakil Ketua KPA Papua Meki Wetipo kepada Antara di Jayapura, Kamis, mengatakan masih banyak masyarakat setempat yang tidak mau melakukan pemeriksaan diri yang dikarenakan masih tingginya stigma terhadap HIV/AIDS sehingga dibutuhkan kerja sama untuk mengubah stigma tersebut.
“Jadi jumlah yang lebih banyak mereka yang tidak memeriksakan diri karena masalah ini sangat serius maka peranan kepala daerah itu sangat dibutuhkan,” katanya.
Menurut Meki, untuk itu pemerintah dalam hal ini kepala daerah harus berani menganggarkan pengobatan bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), kemudian bersama dinas Kesehatan setempat harus terus melakukan imbauan kepada masyarakat bahwa penularan HIV/AIDS ini tidak seperti yang lainnya.
“Kepala daerah harus berani menganggarkan dana untuk menyelamatkan dalam yang mana sesuai dengan konteks kami sebut menyelamatkan sisa dari yang tersisa,” ujarnya.
Dia menjelaskan kebanyakan yang kena HIV/AIDS orang Papua, sehingga kalau yang sedikit ini tidak diselamatkan berarti akan ada cerita seperti yang di negara lain di luar sana bahwa orang asli itu pernah ada tapi karena faktor-faktor tertentu bisa hilang.
“Kemungkinan cerita itu bisa terjadi di Papua kalau kepala daerah dan semua stakeholdernya tidak bekerja sama untuk mengatasi masalah, karena itu peranan kepala daerah memang kami sangat harapkan,” katanya lagi.
Dia menambahkan selain itu juga diharapkan dapat direkomendasikan dan dirumuskan dalam program kerjanya.
Sebelumnya, telah dilakukan pembagian pita yang bersimbol HIV/AIDS bersama masyarakat yang tergolong ODHA yang bertempat di Kota Jayapura, Papua pada Kamis (1/12)