Sentani (ANTARA) - Sekolah adat Papua di Kampung Hobong Kabupaten Jayapura, Papua turut mempertahankan pangan lokal dengan memberi tambahan materi pelajaran pada sekolah tersebut.
Kepala sekolah adat Papua Orgenes Monim Kepada ANTARA di Sentani, Senin, mengatakan bahwa pemberian mata pelajaran pangan lokal sebagai upaya mempertahankan budaya dan identitas masyarakat adat setempat.
“Pangan lokal di wilayah Sentani terdiri dari bahan dasar sagu seperti papeda, ulat sagu, sagu bakar dan sayur jamur sagu,” katanya.
Menurut Orgenes, konsumsi pangan lokal memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh karena bisa lebih segar tanpa harus melalui proses pengawetan sehingga nutrisinya lebih terjaga.
“Kami mendidik siswa pada sekolah adat untuk mengolah pangan lokal dari sagu sebagai kearifan lokal budaya Sentani dari leluhur,” ujarnya.
Dia menjelaskan dahulu pada zaman leluhur mengkonsumsi sagu sebagai makanan pokok dan diselingi dengan umbi-umbian.
“Sekarang kita dapat membuat kreasi lain dari sagu menjadi puding, es krim dan lain sebagainya tetapi tetap mempertahankan bahan dasar lokal kita yakni sagu,” katanya lagi.
Dia menambahkan zaman semakin maju tidak dapat dipungkiri bahwa pangan lokal juga dapat tergeser posisinya sebagai makanan pokok.
“Untuk itu sebagai bentuk menjaga kelestarian dari pangan lokal kita ini maka sekolah adat Papua berusaha agar materi pembelajaran tentang makanan lokal harus dikuasai oleh siswa,” ujarnya lagi.