Asmat (AntaranewsPapua) – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akan membangun tujuh unit pemancar sinyal radio ke perangkat mobile atau yang dikenal dengan sebutan Base Transceiver Station (BTS), di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, pada 2018.
Program infrastruktur telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara piranti komunikasi dan jaringan operator tersebut, akan menyasar daerah pedalaman Asmat, antara lain Primapun, You, Nakai, Kolofbrasa dan Koroway Buluanop. Khusus Koroway Buluanop, akan dibangun dua BTS.
Kepala Dinas Informasi Komunikasi Statistik dan Persandian Kabupaten Asmat Jamaluddin di Asmat, Selsa, mengatakan Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) Kemkominfo telah melakukan survei lokasi pembangunan tower.
"Baru selesai minggu kemarin. Tinggal tunggu material dikirim. Rencananya dalam bulan ini dikirim dari Bandung," kata Jamaluddin.
Ia mengatakan pengerjaan proyek stasiun pemancar sinyal tersebut ditargetkan selesai dalam tahun ini. Tujuh BTS yang bakal dibangun oleh Kementerian Kominfo di Asmat merupakan fasilitas 2G.
"Kalau tambah dengan tujuh, berarti sudah ada 13 tower yang baru dibangun di Asmat. Tahun lalu ada enam yang sudah dibangun," ujarnya.
Sementara yang bakal dibangun oleh PT Telkomsel pada 2018 sebanyak tiga unit BTS, yakni di Kampung Ewer Distrik Agats, Distrik Suator dan perumahan pegawai di Distrik Agats.
"Mereka akan turun survey di tiga titik dalam waktu dekat. Kalau ditambah dengan kementerian, berarti aka nada 10 tower baru," katanya.
Menurut Jamaluddin, jumlah stasiun pemancar sinyal yang ada tidak sebanding dengan luas wilayah Asmat.
Kabupaten itu memiliki 224 kampung dan 23 distrik. Hanya beberapa kampung dan distrik saja yang baru memiliki stasiun pemancar sinyal.
"Secara rasio, tentu masih kurang. Baru di ibukota-ibukota distrik saja yang dibangun tower. Masyarakat memang sangat mengharapkan akses komunikasi," ujarnya.
Ia menambahkan, sarana prasarana telekomunikasi sangat penting di Kabupaten Asmat. Selain menjawab kebutuhan masyarakat akan akses komunikasi, program infrastruktur telekomunikasi juga dalam rangka mendukung penerapan E-Government.
"Telekomunikasi sudah merupakan suatu kebutuhan. Terutama akses, termasuk pelayanan pemerintahan di distrik dan kampung," katanya.
Piranti komunikasi penerima sinyal BTS bisa telepon, telepon seluler, jaringan nirkabel sementara operator jaringan yaitu GSM, CDMA, atau platform TDMA.
BTS mengirimkan dan menerima sinyal radio ke perangkat mobile dan mengkonversi sinyal-sinyal tersebut menjadi sinyal digital untuk selanjutnya dikirim ke terminal lainnya untuk proses sirkulasi pesan atau data. (*)