Ningxia, Tiongkok (Antaranews Papua) - Wisata Museum Lukisan Batu di kawasan Gunung Helan, Ningxia, Tiongkok, menampilkan lukisan batu dari Sulawesi yakni Labeng dan dari Papua dengan nama Eudemons, mendampingi beberapa lukisan batu sejarah dunia seperti dari Spanyol dan Afrika.
Staf Museum Lukisan Batu Liang Hongping di Ningxia, Selasa, mengatakan dua wilayah Indonesia, yakni Sulawesi dan Papua masih menjadi pilihan utama penelitian lukisan batu, sehingga di dalam museum itu hanya ditampilkan dua lukisan batu dari dua wilayah itu.
"Fokus penelitian lukisan batu di Indonesia masih di Sulawesi dan Papua, karena kedua wilayah itu terkenal memiliki lukisan batu," kata Liang, saat menjelaskan kepada rombongan delegasi media dari Jawa Timur yang berkunjung ke museum itu.
Dia menjelaskan berdasarkan penelitian, lukisan batu di dunia dibagi menjadi beberapa klasifikasi, seperti lukisan wajah manusia, ternak kambing dan banteng, serta lukisan batu berbentuk matahari.
Di dalam museum yang menampilkan lebih banyak lukisan batu dari wilayah China itu, juga menceritakan sejarah manusia mengapa melukis di batu, salah satunya sebagai tanda wilayah atau lokasi.
Selain itu, juga sebagai sesembahan yang digambarkan dalam bentuk wajah manusia, matahari dan dewa yang menggunakan panah.
Lokasi wisata ini, jaraknya sekitar 40 kilometer dari pusat Kota Yinchuan ke arah utara Provinsi Ningxia, atau ke Gunung Helan.
Kota Yinchuan merupakan salah satu kota di China yang menawarkan destinasi wisata religi, dengan beberapa objek wisata seperti gurun pasir dan Masjid Najiahu.
Kepala Badan Informasi Kantor Penerangan Daerah Otonom Etnis Hui, Zhang Hu, mengatakan Ningxia merupakan wilayah penghasil pangan, khususnya padi dan sayuran.
Ningxia memiliki 6,81 juta penduduk dimana 36,6 persen beragama Islam dari Etnis Hui. (*)