Jakarta (ANTARA) - Seorang warga negara Indonesia (WNI) yang mengalami luka ringan akibat ledakan di Pelabuhan Beirut, Selasa (4/8), dalam kondisi stabil setelah mendapat pengobatan.
“Staf KBRI Beirut telah mengunjungi beliau di rumahnya dan akan terus melakukan pendampingan kepada WNI berinisial NNE selama proses pemulihan,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pengarahan pers secara daring dari Jakarta, Jumat
Untuk membantu meringankan beban WNI di Beirut pascaledakan dan juga dalam menghadapi pandemi COVID-19, KBRI akan terus melanjutkan pemberian bantuan logistik.
Hingga saat ini, KBRI Beirut telah memberikan bantuan logistik sebanyak dua kali kepada 160 WNI kelompok rentan di Lebanon, terutama para pekerja migran.
Kemlu mencatat 1.447 WNI berada di Lebanon yang terdiri dari 1.234 anggota Kontingen Garuda yang bertugas untuk misi pemeliharaan perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) dan 213 WNI sipil, termasuk mahasiswa.
“KBRI Beirut telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan berkomunikasi dengan para WNI tersebut untuk mengecek kondisi mereka pascakejadian (ledakan) ini,” ujar Menlu Retno.
Ledakan dahsyat yang terjadi di Beirut telah mengakibatkan sedikitnya 145 korban jiwa serta 5.000 orang luka-luka, dan menyebabkan 250.000 orang kehilangan rumah layak huni.
Pemerintah Lebanon menyatakan ledakan itu berasal dari 2.750 ton amonium nitrat yang terbakar, yang disimpan di pelabuhan selama enam tahun tanpa langkah-langkah keamanan.
Pemerintah Indonesia menyampaikan simpati dan belasungkawa kepada pemerintah dan masyarakat Lebanon yang terdampak kejadian tersebut
“Indonesia menyampaikan solidaritasnya dengan masyarakat Lebanon dalam menghadapi masa sulit ini. Pasukan Kontingen Garuda di bawah UNIFIL juga telah membantu proses evakuasi korban segera setelah ledakan terjadi,” kata Retno.