Jayapura (ANTARA) - Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura Dr Ir Apolo Safanpo ST, MT membantah soal pernyataannya terkait Otonomi Khusus (Otsus) dan pemekaran Papua yang viral di media sosial di Kota Jayapura.
"Tidak benar. Saya tidak pernah membuat pernyataan seperti itu dan juga tidak pernah menulis tulisan seperti itu," katanya ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Rabu.
Menurut dia, informasi terkait pernyataan Otsus dan pemekaran yang viral itu, sempat menjadi bahan perbincangan sekaligus pertanyaan bagi anggota grup WhatsApp (WA) Kami Uncen.
"Dan hal itu sudah saya klarifikasi didalam grup WA Kami Uncen, bahwa pernyataan itu tidak benar," katanya.
Sehingga berkaitan dengan hal itu, kata dia, atas nama lembaga atau kampus Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura secara resmi telah melayangkan surat pengaduan ke Mapolda Papua guna melakukan penelusuran ataupun penyelidikan untuk menemukan pelaku pembuat pernyataan Otsus dan pemekaran itu agar diproses secara hukum.
"Tadi kami sampaikan langsung ke Bapak Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw, agar kasus ini diselidiki," katanya.
Pernyataan bohong atau hoaks yang mengatasnamakan Rektor Uncen itu, sejak Rabu pagi beredar luas di berbagai media sosial seperti Facebook dan WhatsApp.
Pernyataan politik itu seolah-olah pernyataan politik itu dibuat oleh Apolo Safanpo, yang isinya antara lain Papua akan menjadi ladang eksploitasi SDA besar-besaran karena Otsus dan pemekaran akan membuka akses dan memberi jaminan sepenuhnya pada kapitalis asing dan indonesia. Akibatnya, masyarakat adat tergusur, termarjinal, terasing di atas negerinya sendiri.