Banda Aceh (ANTARA) - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh menyatakan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 terhadap atlet maupun ofisial yang akan diberangkatkan ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Provinsi Papua, Oktober mendatang sudah 100 persen.
"Atlet dan ofisial yang mengikuti PON XX semua sudah divaksin, baik dosis pertama maupun kedua," kata Ketua Harian KONI Aceh Kamaruddin Abubakar di Banda Aceh, Minggu.
Aceh memberangkatkan 124 atlet dari 25 cabang olahraga ke PON XX di Provinsi Papua. Cabang olahraga tersebut di antaranya angkat besi, anggar, atletik, sepak bola, panahan, muaythai, kempo, tarung derajat.
Selain itu juga panjat tebing, taekwondo, renang, wushu, pencak silat, biliar, menembak, rugby, senam, balap motor, terjun payung, sepak takraw, layar, selam, sepatu roda, dan dayung.
Menurut Kamaruddin Abubakar, vaksin COVID-19 merupakan syarat mengikuti PON XX. Jika tidak, atlet tidak diizinkan mengikuti pekan olahraga empat tahunan tersebut.
"Kami juga mengingatkan atlet maupun ofisial untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, seperti selalu memakai masker, menjaga jarak, serta tidak berkerumun," kata Kamaruddin Abubakar.
Menurut Kamaruddin Abubakar, kendati sudah divaksin masih berpotensi terpapar COVID-19. Jika terpapar, tidak hanya atlet yang dirugikan, tetapi juga daerah karena terancam tidak bisa ikut PON.
"Atlet dan ofisial tersebut rencananya diberangkatkan akhir September dan awal Oktober mendatang ke Provinsi Papua. Sebagian juga sudah ada yang berangkatkan ke daerah lain untuk uji tanding," kata Kamaruddin Abubakar.
Ketua Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) PON KONI Aceh Bachtiar Hasan mengingatkan semua atlet dan ofisial yang akan diberangkatkan ke Papua mematuhi protokol kesehatan ketat.
"Kami ingatkan patuhi protokol kesehatan. Selalu memakai masker, menjaga jarak, dan tidak berkerumunan guna mencegah penularan OVID-19," kata Bachtiar Hasan.
Menurut Bachtiar Hasan, waktu pelaksanaan PON kurang sebulan lagi dan kini pandemi COVID-19 masih berlangsung. Oleh karena itu, para atlet maupun ofisial harus menjaga diri jangan sampai terpapar COVID-19.
"Jangan sampai ketika mau bertanding atau hendak berangkat ke Papua, dinyatakan positif terpapar COVID-19. Jika ini terjadi yang rugi bukan hanya atlet, tetapi juga masyarakat Aceh," kata Bachtiar Hasan.