Jayapura (ANTARA) - Direktur RSUD Jayapura dr. Anton Mote meminta polisi mengusut tuntas kasus pemukulan terhadap rekan sejawatnya yang terjadi Sabtu (16/4).
Dia menjelaskan dari laporan yang diterima pasien datang sudah dalam kondisi tidak stabil sehingga diambil tindakan medis dan itu sudah sesuai prosedur dengan ditandatangani keluarga.
Karena kondisi memburuk, pasien kemudian dinyatakan meninggal sehingga pihak keluarga tidak terima dan mengamuk serta memukul dr. James yang saat itu datang untuk mencoba menyampaikan tindakan medis yang telah dilakukan terhadap pasien.
Saat menjelaskan itulah, ungkap dr Mote, salah seorang di antaranya memukul dan mengenai muka dokter, di mana seluruh peristiwa itu direkam menggunakan handphone (HP) dan menyebarkannya.
Bahkan di dalam video tersebut mereka menyatakan "dokter di RSUD Jayapura pembunuh orang Papua" dan itu tidak benar sehingga pihaknya juga meminta agar polisi memproses penyebar video tersebut karena akan berdampak luas, kata Mote .
Mantan Direktur RSJ Abepura itu mengaku prihatin atas insiden yang menimpa tenaga dokter karena ini bukan yang pertama kali sehingga diharapkan kasusnya diproses hingga tuntas.
Ada dua kasus yang dilaporkan ke Polda Papua yakni pemukulan dan penyebaran informasi melalui video yang tidak benar.
Selain itu pihaknya meminta agar polisi membantu mengamankan paramedis yang bertugas di RSUD Jayapura agar mereka dapat bertugas dengan tenang tanpa diliputi ketakutan.
Dr. James sudah membuat laporan ke Polda Papua atas pemukulan yang dialaminya didampingi kuasa hukum RSUD Jayapura Allosius Renwarin, jelas dr. Anton Mote.
Kasus pemukulan terhadap dr. James Gedy Spb Onkologi terjadi Sabtu (16/4) sesaat setelah pasien rujukan dari Wamena meninggal di RSUD Jayapura.