Jayapura (ANTARA) - Komandan Lantamal XI Merauke Brigjen TNI (Mar) Gatot Mardiono menyatakan perairan selatan Papua rawan penyelundupan teripang dari Papua Nugini (PNG).
Teripang yang merupakan salah satu hasil laut yang memiliki harga jual cukup tinggi disinyalir banyak diselundupkan oleh warga PNG dan menjualnya di Merauke.
Karena itulah pihaknya seringkali melakukan patroli termasuk dengan satuan lain, kata Brigjen TNI (Mar) Gatot kepada ANTARA, Selasa.
Ketika dihubungi dari Jayapura, Danlantamal XI Merauke mengakui, dari laporan yang diterima warga PNG membawa teripang dengan menggunakan perahu motor dan tidak melintas di sekitar pos TNI-AL yang ada di Torasi.
Saat masuk ke wilayah Indonesia dan membawa teripang mereka (WN PNG) itu berupaya agar tidak terpantau petugas karena bila kedapatan akan diproses hukum.
Pos TNI-AL di Torasi merupakan satu-satunya pos keamanan yang berada di perbatasan RI-PNG di bagian selatan, jelas Gatot.
Brigjen TNI (Mar) Gatot ketika ditanya tentang aksi nelayan RI asal Merauke yang menangkap ikan di perairan PNG mengaku, saat ini berkurang bahkan nyaris tidak ada lagi sejak terjadinya aksi penangkapan dan penembakan yang dilakukan tentara PNG hingga menewaskan seorang ABK di bulan Agustus 2022 lalu.
Instansi terkait terus melakukan penyuluhan agar para nelayan tidak lagi menangkap ikan di perairan PNG.
"Mudah-mudahan dengan terus dilakukannya sosialisasi maka nelayan asal Merauke tidak lagi menangkap ikan di perairan PNG, " harap Danlantamal XI Merauke Brigjen TNI (Mar) Gatot Mardiono.