"Dua puluh petani coklat yang mendapat pelatihan adalah petani asli Papua yang rata-rata memiliki kebun coklat sekitar satu hektare," kata Kepala Dinas Perdagangan, UMKM dan Tenaga Kerja Papua Omah Laduane di Jayapura, Jumat.
Pelatihan yang diberikan selama dua hari itu bertujuan agar proses fermentasi dan pengeringan biji coklat yang dipanen dilakukan dengan benar sehingga produk biji coklat mempunyai nilai jual yang lebih baik.
Ia menjelaskan, fermentasi adalah inti dari proses pengolahan biji kakao dan fermentasi sendiri dapat menentukan cita rasa kakao dan olahannya.
Menurut dia, fermentasi juga menciptakan rasa coklat yang enak, tidak sepat dan tidak pahit.
Ia mengungkapkan, lahan di wilayah Waris cocok untuk tanaman coklat sehingga dengan nilai jual yang semakin baik maka diharapkan makin banyak masyarakat yang menanam coklat.
"Biji coklat ini merupakan salah satu komoditi ekspor sehingga bila ditekuni dapat memberikan peningkatan kesejahteraan bagi petani," katanya.
Selama pelatihan yang berlangsung dari tanggal 29 sampai 31 Mei itu para petani dilatih konsultan cacao sehingga diharapkan petani paham mengolah biji coklat yang benar.
"Kami berharap para petani mempraktikkan cara pengolahan yang benar sehingga biji coklat yang dihasilkan berkualitas," katanya.
Laduane menambahkan, pelatihan serupa akan diberikan di wilayah yang masyarakatnya banyak menanam coklat sehingga biji coklat yang dihasilkan berkualitas dan memiliki nilai jual tinggi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Masyarakat Waris Keerom dilatih cara fermentasi coklat