Wamena (Antara Papua) - Sebanyak 186 mama di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, menyatakan sikap untuk membantu pemerintah dalam pencegahan penjualan BBM ilegal guna menstabilkan harga bensin di tingkat pengecer yang mencapai Rp50 ribu per liter.
Ratusan mama Papua mendatangi Kantor Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan (Nakerindag) kemudian bertemu degan pejabat Nakerindag Arisman Chaniago.
"Tujuan kami mengumpulkan mama-mama pengecer ini adalah agar bersama-sama kembali menstabilkan harga BBM jenis bensin sehingga terjangkau oleh masyarakat di pasaran dan mama-mama ini memberikan respon baik," kata Kabid Perdagangan Nakerindag Arisman Chaniago di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Selasa
Bahkan mereka berjanji membantu pemerintah untuk ikut melakukan teguran-teguran atau melaporkan jika menemukan pedagang bensin eceran ilegal.
Dari pertemuan itu, menurut dia, 186 mama Papua yang mendapat izin dari pemkab untuk menjual bensin eceran itu meminta agar kuota bensin yang diberikan kepada mereka ditambah.
"Selama ini kita berikan 40 liter per minggu, mereka meminta kalau bisa pemerintah menambah menjadi 60 liter per minggu dan akan saya teruskan kepada pimpinan, muda-mudahan usul mereka dapat dipertimbangkan," katanya.
Selain berkoordinasi dengan mama-mama pengecer tersebut, pihaknya juga melakukan pengawasan dan pembinaan langsung ke penjual bensin di lapangan guna menekan harga bensin dan akhirnya dari harga Rp50 ribu per liter, turun menjadi Rp30 ribu per liter.
"Setelah melakukan pengawasan, harga bensin secara perlahan-lahan sudah mengalami penurunan dari Rp50 ribu per liter, sekarang Rp30 ribu per liter," katanya.
Mama-mama pengecer bensin itu juga sudah sepakat untuk menjual bensin yang diberikan kepada mereka dengan harga Rp15 ribu per liter sebagaimana kesepakatan bersama dengan Nakerindag Jayawijaya.
"Harga Rp15 ribu per liter BBM khusus bensin (di tingkat pengecer) ini menurut kami sudah sangat toleransi dan dapat dijangkau oleh masyarakat," katanya. (*)