Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan dampak pandemi COVID-19 di Asia relatif lebih baik dibandingkan berbagai negara di Eropa baik dari sisi perekonomian maupun jumlah korban.
Sri Mulyani menuturkan negara-negara di Eropa sedang mengalami second wave dari COVID-19 sehingga menyebabkan jumlah kasus terus meningkat dan ekonomi masih akan tertekan.
“Indonesia dan negara di Asia relatif lebih baik dari sisi dampak terhadap ekonomi dan jumlah korban dibandingkan negara-negara lain di Eropa yang ekonominya sangat merosot dan jumlah korban juga meningkat,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa.
Sri Mulyani menjelaskan terjadinya second wave pandemi di berbagai belahan negara maju Eropa dan Amerika Serikat (AS) akan menghasilkan penanganan yang berbeda dibandingkan saat first wave.
Oleh sebab itu, ia mengatakan perekonomian dunia masih akan mengalami kontraksi pada tahun ini seiring dengan negara-negara maju terkena gelombang kedua pandemi meskipun pada kuartal III sempat mengalami pemulihan.
“Perekonomian negara advance dan emerging market membaik pada kuartal III. Di lihat revisi perekonomian global 2020 akan meningkat dalam bentuk pemulihan pada 2021 yang tercermin dari berbagai proyeksi lembaga internasional,” katanya.
Ia menyebutkan IMF memprediksi tahun depan ekonomi dunia akan tumbuh di level 5,2 persen, OECD memperkirakan tumbuh 5 persen, dan Bank Dunia memproyeksikan tumbuh 4,2 persen.
Sementara itu, menurutnya dampak pandemi yang lebih baik di Indonesia memberikan optimisme tersendiri agar pemerintah terus mengupayakan pemulihan dengan kebijakan “Gas dan Rem” dalam rangka mengikuti perkembangan pandemi.
Ia memastikan selama ini koordinasi seluruh otoritas telah berjalan secara baik dengan tetap menjaga dan menghormati independensi maupun fungsi masing-masing.
Ia menyatakan langkah koordinasi yang baik tercermin pada pemulihan ekonomi yang mulai terlihat pada kuartal III yaitu minus 3,49 persen dari minus 5,32 persen pada kuartal II.
Ia menjelaskan agregat demand pada kuartal III menunjukkan pemulihan baik dari sisi konsumsi, investasi, hingga ekspor dan hanya impor yang masih dalam situasi cukup tertekan.
“Ini lah yang akan kita jaga terus di dalam mengelola kepercayaan dari masyarakat untuk pemulihan dan juga dari sisi market,” tegasnya.
Berita Terkait
BI:pengembangan UMKM di Papua perlu dukungan sumber pertumbuhan baru
Senin, 11 Maret 2024 17:20
BI: Pertumbuhan ekonomi Papua berada 5,3-5,7 persen di 2024
Jumat, 8 Maret 2024 15:04
Dispar Jayapura: UMKM berperan penting tumbuhkan ekonomi sektor pariwisata
Jumat, 16 Februari 2024 22:08
Pemkot harap Honda Group dorong pertumbuhan ekonomi Jayapura
Kamis, 18 Januari 2024 11:30
BI: Prediksi pertumbuhan ekonomi di Papua 2024 kisaran 5 persen
Minggu, 19 November 2023 16:15
Pemkab Mimika sebut festival budaya dorong pertumbuhan ekonomi
Selasa, 26 September 2023 22:03
Pemkot Jayapura: Peran Gapensi sangat vital pada pertumbuhan ekonomi
Selasa, 12 September 2023 5:08
Penjabat Gubernur Papua Ridwan minta BPS sampaikan data valid secara periodik
Selasa, 12 September 2023 5:01