Jakarta (ANTARA) - Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Artati Widiarti menyatakan, Sentra Kelautan dan Perikanan (SKPT) Mimika, Papua, bisa menjadi episentrum sektor perikanan di Bumi Cenderawasih.
"Kami berharap masyarakat Papua, khususnya Mimika, bisa sejahtera dari sektor kelautan dan perikanan," kata Artati Widiarti dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.
Artati Widiarti menyatakan optimistis bahwa dengan operasionalisasi SKPT Mimika yang telah berjalan selama beberapa tahun terakhir ini, nelayan dan masyarakat pesisir bisa mendapatkan kesejahteraan.
Menurut dia, sejak dibangun 2017, Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Mimika, Papua menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Itu terlihat dari produksi pada 2017 sebesar 17.168 ton menjadi 28.397 ton pada 2018, dan naik lagi menjadi 43.637 ton pada 2019. Kemudian pada 2020, melonjak menjadi 59.686 ton.
Tak hanya mencukupi kebutuhan lokal, produk perikanan Mimika juga menyebar ke pasar domestik seperti 54.990 ton atau 91persen telah menjangkau Surabaya.
Kemudian 8 persen ikan beku dari Mimika dipasarkan ke Jakarta, Merauke, Medan, Semarang, Jayapura dan Makasar. Sedangkan distribusi ikan hidup pada 2020 sebanyak 1.407.347 ekor, didominasi tujuan Jakarta (77 persen), kemudian disusul ke Merauke, Denpasar, Makasar, Jayapura.
"Saya bangga SKPT Mimika sangat produktif dan ini menunjukkan Papua bisa menjadi salah satu kekuatan pangan di sektor perikanan," kata Artati Widiarti.
Ia juga mengungkapkan bahwa pada 2020, meski dalam situasi pandemi, SKPT Mimika sebanyak 79 kali melakukan ekspor langsung komoditas perikanan. Komoditas yang diekspor ialah kepiting hidup yang dikirim ke Malaysia sebanyak 78.760 ekor dan 1.388 ekor diekspor ke Singapura.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Mimika, Leentje Siwabessy, menyebutkan bahwa meningkatnya produksi ikan di SKPT Mimika tak lepas dari semakin banyaknya kapal perikanan yang berlabuh.
Leentje Siwabessy memaparkan, selama 2020 jumlah kapal perikanan yang berlabuh di PPI Paomako sebanyak 1.053 kapal yang terdiri dari kapal penangkap ikan sebanyak 980 unit dan sisanya 73 unit berupa kapal penampung.
“Banyaknya kapal yang berlabuh disini tak lain karena semakin lengkapnya sarana dan prasarana yang tersedia di SKPT Mimika. Hal inilah yang menjadi daya tarik kapal kapal untuk berlabuh disini,” kata Leentje.
Leentje menambahkan, pada 2020 Dinas Perikanan Kabupaten Mimika telah membangun pasar ikan mama mama "IWARO" yang pedagangnya mayoritas merupakan istri dari nelayan setempat.
Guna membantu pengelolaan SKPT Mimika, Ditjen PDSPKP selama ini telah menyerahkan bantuan 1 unit cold storage atau gudang beku berkapasitas 100 ton, 1 unit cold storage 200 ton, 23 kapal penangkap ikan bermesin <3 GT, 1 unit mobil crane , 1 unit mobil berpendingin dan dermaga apung.
Dukungan sarana dan prasaranan juga datang dari Kementerian/lembaga lain seperti sistem pengolahan air minum (SPAM) dari Kementerian PUPR., serta 2021 SKPT Mimika akan menerima bantuan dari Kementerian ESDM berupa pembangunan atap Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk mensuplai listrik tenaga surya sebesar 75 kWp, dan juga operasionalisasi Solar Pack Dealer Nelayan (SPDN) dari Pertamina.