Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Kelautan dan Perikanan setempat mengimbau kalangan pembudidaya ikan agar dapat memilih jenis ikan yang tidak mengandalkan pakan komersil karena jumlah pakan komersil dinilai lebih terbatas serta harganya mahal.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Iman Djuniawal di Jayapura, Jumat, mengatakan dalam usaha budidaya ikan, sekitar 60 persen biaya produksinya digunakan untuk pakan sehingga para pelaku usaha harus cerdas dalam memelihara jenis ikan.
"Tergantung usaha budidaya jenis ikan, di mana pakan itulah yang menyebabkan proses pengembangan produksi ikan kadang terhambat,” kata Iman.
Menurut Imam, kebanyakan pemerintah kabupaten/kota memilih budidaya ikan jenis karnivora dari ikan omnivora sehingga kebutuhan protein dalam bahan baku pakannya banyak tergantung kepada pakan komersil, padahal ada jenis ikan pemakan tumbuh-tumbuhan.
Menurut Imam, kebanyakan pemerintah kabupaten/kota memilih budidaya ikan jenis karnivora dari ikan omnivora sehingga kebutuhan protein dalam bahan baku pakannya banyak tergantung kepada pakan komersil, padahal ada jenis ikan pemakan tumbuh-tumbuhan.
"Untuk itu, jenis budidaya ikan perlu diubah yaitu mengembangkan ikan yang tidak mengandalkan pakan komersil seperti ikan koan," ujarnya.
Dia menjelaskan jenis ikan koan bisa dikembangkan sehingga ketergantungan pada pakan komersil dapat dikurangi karena ikan koan memakan dedaunan atau herbivora.
"Seperti daerah pegunungan yang masih kurang ikan segar untuk itu perlu dilakukan budidaya ikan koan agar kebutuhan konsumen ikan dapat tercukupi," katanya.
Dia menambahkan pihaknya mengimbau terkait daerah yang terkendala akses serta biaya angkutan tinggi dan ketersediaan pakan yang terbatas untuk mengembangkan budidaya ikan koan.
“Kami imbau agar masyarakat bisa mengganti jenis budidaya ikan sehingga tidak memanfaatkan pakan komersil namun dengan memberikan makan dedaunan,” ujar Iwan.