Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan mendukung usaha ternak babi dengan memberikan bantuan bibit sebab usaha itu memberikan keuntungan besar dan meningkatkan ekonomi warga.
Kepala Dinas Pertanian Jayawijaya Hendri Tetelepta di Wamena, Jumat, mengatakan harga babi yang tinggi di wilayah ini dan budaya ternak babi telah mendorong pemerintah rutin menyalurkan bibit ternak setiap tahun kepada warga.
"Pengadaan bibit ternak babi umur 3 bulan sebanyak 109 ekor sedang dikerjakan oleh rekanan atau pihak ke tiga. Peruntukan buat daerah yang pada saat kunjungan kepala daerah mereka ada minta ternak babi, maupun melalui proposal yang masuk lewat kami dinas pertanian," katanya.
Ia mengakui kontrak pengadaan ternak itu baru dilakukan September 2022 sehingga ternaknya baru dikirim dari Jayapura ke Jayawijaya melalui penerbangan kargo.
"Ternak sudah datang semua di Jayawijaya, nanti dalam waktu dekat sudah penyerahan dan itu kepala bidang yang akan koordinir karena mereka yang penanggungjawab," katanya.
Awalnya Pemerintah Jayawijaya hendak membeli bibit babi di peternak yang pernah dibantu, namun harganya cukup mahal dibandingkan harus membeli di Jayapura dan mengirim dengan pesawat.
"Di sini ada tetapi itu agak mahal, lalu persoalan ke dua, pada sentra yang kita harap jadi sentra pembibitan, bibit ternak kurang jadi kita sarankan dibeli dari Jayapura," katanya.
Walaupun dibeli dari luar Jayawijaya, pemerintah memastikan masyarakat penerima bantuan tidak harus khawatir tentang kesehatan hewan peliharaan yang hendak diserahkan.
"Semua bibit yang dibeli dari Jayapura wajib divaksin. Kalau tidak vaksin kami tidak menerima," katanya.
Pemerintah memastikan pengadaan bibit ternak babi tahun ini menghabiskan anggaran sebesar Rp545 juta, sudah termasuk pajak.
Berdasarkan pantauan Antara, ternak babi memiliki nilai budaya tinggi bagi masyarakat seluruh wilayah Pegunungan Papua, sebab selalu digunakan untuk penyelesaian berbagai permasalahan misalnya pada kasus pembunuhan maupun disajikan dalam acara adat atau penyambutan tamu terhormat.
Hal ini mendorong harga babi lebih mahal dari seluruh jenis ternak yang biasanya mahal di luar Jayawijaya.