Biak (ANTARA) - SMA Negeri 1 Kampung Suwaipak, Distrik Swandiwe, Kabupaten Biak Numfor, Papua, pada tahun ajaran 2019/2020 masih kekurangan empat ruang kelas sehingga berdampak terhadap kelancaran proses belajar mengajar bagi 106 siswa peserta didik setempat.
"Idealnya SMA Negeri 1 Swandiwe punya enam ruang kelas untuk siswa kelas X, XI dan XII tetapi hingga tahun pelajaran baru 2019/2020 hanya punya dua ruang kelas sehingga siswa belajar secara bergantian," kata Kepala Distrik Swandiwe Drs Calvein Ap di Biak, Rabu.
Ia mengakui, dengan minimnya ruang kelas yang harus disiapkan untuk siswa maka akan berdampak dengan kurang maksimalnya proses belajar mengajar siswa di sekolah bersangkutan.
Adanya kekurangan ruang kelas ini, menurut Calvein, sudah disampaikan kepada pihak terkait pemangku kepentingan pendidikan di tanah Papua dan Kabupaten Biak Numfor tetapi belum ada realiasi permintaan penambahan ruang belajar baru.
Ia mengakui, untuk memenuhi kebutuhan ruang kelas baru pihaknya secara swadaya dengan para orang tua untuk menambah ruangan belajar.
Calvein mengakui, sejak kelembagaan organisasi SMA/SMK sudah dialihkan kewenangan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Papua menyebabkan berbagai persoalan dialami sekolah bersangkutan belum teratasi dengan baik.
Selain masalah ruang kelas, kata dia, hal serius juga dialami SMA Negeri 1 Swandiwe adalah kekurangan guru karena belasan guru yang mengajar berstatus honorer.
"Distrik Swandiwe terus menyampaikan kekurangan ruang belajar dan tenaga guru di SMA Negeri 1 Swandiwe, ini harus segera diatasi karena menyangkut masa depan generasi muda asli orang Papua," kata Calvien.
Berdasarkan data sejak Januari 2018 operasional status kelembagaan satuan pendidikan SMA dan SMK dialihkan ke Pemerintah Provinsi Papua menyebabkan penanganan berbagai masalah sekolah harus dilaporkan kepada Kadis Pendidikan Papua.