Timika (Antaranews Papua) - Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Timika menyoroti maraknya peredaran gula pasir curah yang bebas diperjualbelikan di Kota Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, padahal sesuai ketentuan hanya Bulog yang boleh menjual gula pasir curah.
Kakansilog Timika Sulaimi, di Timika, Rabu, mengatakan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 885 Tahun 2017 telah mengatur tentang penjualan gula curah hanya boleh dilakukan oleh Bulog.
"Tapi kenyataannya di sini banyak distributor gula curah, harusnya dari Satgas Pangan memantau, itu tidak boleh. Kalau eceran tidak apa-apa," kata Sulaimi.
Namun di sisi lain kata Sulaimi, akibat peredaran bebas gula curah, harga eceran gula pasir di pasaran jadi turun, bahkan lebih rendah dari harga Rp12.500 yang ditetapkan Bulog.
Hal itu tentu menguntungkan warga sebagai konsumen.
Namun Sulaimi menilai strategi dagang tersebut hanya untuk menghancurkan Bulog. Sejenis aksi balas dendam pada Bulog yang ikut memasok gula di pasaran.
"Kenapa dulu mereka jual seenaknya saja, sampa 19.000 ribu. Setelah kita masuk, kan langsung turun harganya," ujar Sulaimi.
Ia mengakui Kansilog Timika sebenarnya mampu memenuhi kebutuhan gula pasir di Kabupaten Mimika.
KIni, Kansilog Timika memilki stok gula sebanyak 500 ton.
Selain beras, Kansilog Timika ikut memasok gula pasir dan minyak goreng di pasaran.
Dalam waktu dekat Kansilog Timika siap memasuki bisnis tepung. Program tersebut lebih ke menjaga stabilitas harga komoditi-komoditi utama yang dibutuhkan warga. (*)