Asmat (ANTARA) - Warga penerima manfaat program Bangun Generasi dan Keluarga Sejahtera (Bangga) Papua di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, antusias berbelanja di swalayan "Bangga Papua" setempat.
Penerima manfaat program Bangga Papua di Agats membelanjakan kebutuhan anak-anak seperti susu, beras, telur, biskuit dan pakaian di swalayan tersebut setelah mereka menerima dana tahap pertama pada Oktober ini.
Koordinator swalayan Bangga Papua Distrik Agats Kusmawati di Agats, Sabtu, mengatakan bahwa aktivitas perbelanjaan di swayalan Bangga dalam bulan ini meningkat, setelah warga menerima dana perlindungan sosial yang disalurkan pemerintah setempat.
Menurut dia, pengelola swalayan tidak hanya melayani warga yang hendak berbelanja, namun juga turut memberikan sosialisasi kepada warga terkait pemanfaatan dana secara baik serta tepat sasaran.
“Kami sampaikan agar warga membeli barang-barang sesuai peruntukkan, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, sabun, sampo, bedak bayi, beras, biskuit, roti, kacang hijau dan susu. Termasuk perlengkapan anak seperti pakain, handuk dan selimut,” kata Kusmawati.
Dilihat dari antusiasme warga yang membelanjakan kebutuhan anak, kata Kusmawati, sebagian besar penerima manfaat program Bangga Papua di Agats telah menyadari dan memahami betapa pentingnya program tersebut.
“Harus dilakukan sosialisasi secara berkelanjutan sehingga dana yang diberikan tidak disalahgunakan. Program ini sangat baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Ketua Sekber Bangga Papua Kabupaten Asmat Hallason Frans Sinurat menyebutkan jumlah penerima manfaat di Asmat pada 2019 sebanyak 16.530 anak, dengan kepala keluarga atau wali sebanyak 11.475.
“Untuk Agats sendiri sebanyak 3.590 anak dari 2.474 keluarga. Pemerintah daerah bekerja sama dengan pihak ketiga menyediakan swalayan khusus untuk menunjang pelaksanaan program Bangga Papua di Asmat,” kata Frans.
Dengan menghadirkan swalayan khusus tersebut, kata Frans, Pemerintah Kabupaten Asmat ingin mencegah penyalahgunaan dana program Bangga Papua oleh para orang tua atau wali dari penerima manfaat.
“Dengan menyediakan swalayan, pemerintah daerah ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan dana Bangga Papua secara baik dan benar,” ujarnya.
Untuk diketahui, Bangga Papua digulirkan oleh pemerintah provinsi kepada anak-anak orang asli Papua yang berusia di bawah empat tahun. Tiap anak memperoleh bantuan sebesar Rp200.000 per bulan. Anggarannya bersumber dari dana Otonomi Khusus.
Program itu digagas Gubernur Papua Lukas Enembe dengan harapan dapat menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) di Papua, termasuk di Asmat. (*/adv)