Sentani (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jayapura, Papua meminta warga tidak buang air besar (BAB) sembarangan guna mencegah berjangkitnya berbagai penyakit termasuk malaria.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Khairul Lie di Sentani, Selasa, mengatakan perilaku BAB sembarangan merupakan salah satu faktor penyebab merebaknya penyakit penularan malaria.
“Biasanya masyarakat di kampung-kampung BAB sembarangan di semak-semak, hutan yang banyak nyamuk malarianya, sehingga mereka tidak sadar digigit kemudian beberapa hari setelahnya ketika imun tubuh lemah maka langsung terserang malaria,” katanya.
Menurut Khairul, perilaku BAB sembarangan sudah harus mulai dihilangkan oleh masyarakat di kampung-kampung dengan telah tersedianya mandi cuci kakus (MCK) atau jamban di 139 kampung.
“Kami harapkan dengan sosialisasi dari kader-kader malaria maupun petugas kesehatan di puskesmas serta dibangunnya jamban perilaku BAB bisa turun 80-90 persen dalam tahun ini,” ujarnya.
Dia menjelaskan distrik yang selama ini cukup tinggi perilaku BAB sembarangan dan telah 100 persen menghilangkan kebiasaan itu ialah Distrik Yokari.
“Masyarakat di Distrik Yokari perilakunya sudah berubah dengan tidak lagi BAB sembarangan dan angka penularan malaria dan diare di distrik tersebut menurun drastis,” katanya.
Kasus penyakit malaria di Kabupaten Jayapura pada 2023 tercatat 38.623 atau mengalami penurunan 9.370 kasus dibanding dengan 2022 sebanyak 47.993 kasus.
Dia menambahkan, terkait pembuatan jamban pihaknya membutuhkan dukungan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
“Untuk pembangunan jamban memang kami tidak bisa sendiri membutuhkan keterlibatan Dinas PUPR, dan itu telah dilakukan sejak tahun lalu hingga saat ini,” katanya.